Permasalahan terorisme tentu tidak berakhir begitu saja dengan terbunuhnya gembong teroris kaliber Noordin M Top ataupun Dulmatin,karena masalahnya bukan pada orangnya tetapi ideologisnya itu sendiri, pendapat yang mengatakan bahwa jaringan terorisme pada 2011 dan akan adanya pengeboman yang berdampak sistemik sepertinya tidak akan terjadi pada tahun ini, karena berbagai faktor alasan tentunya, seperti
1. jaringan terorisme internasional yang sudah banyak terputus dan kurang koordinasinya antar satu kelompk dengan kelompok lain.
2. pendanaan dan logistik yang kurang
3. kemampuan dari kelompok teroris itu sendiri yang sudah berkurang.
kemampuan dalam melakukan aksi terorisme itu dimiliki oleh orang-orang yang pernah berlatih akademi militer di Afganistan maupu Filipina, sementara sebagian pelaku terorisme yang berasal dari sana sudah banyak tertangkap atau terbunuh, seperti Noordin M Top, Dr. Azhari, Dulmatin, Syahrir, Syaifuddin Zuhri, dll terbunuh dalam operasi represif densus 88, Abu thalut tertangkap, sang ideolog seperti ABu bakar baasyir pun ditahan
tokoh penghubung dan pendanaan berbagai aksi teror pun sudah lama hilang, seperti Hambali yang tertangkap di Thailand pada 2003 , yang menjadi penghubung antara Jemaah Islamiyya dan Al-Qaeda di Afghanistan, atau Syaifuddin, pengikut aliran jihadis salafi mukbil di Yaman dan memiliki link dengan donatur dari Arab yaitu Ali Muhammad juga sudah tewas tertembak.
para DPO(Buronan) seperti Zulkarnain dan Umar Patek diprediksi mereka sudah tidak memiliki lagi jaringan yang kuat, atau orang-orang seperti Upik Lawanga yang ahli dalam membuat bom, sulit baginya untuk melakukan serangkaian serangan ditempat yang cenderung damai, karena ia adalah seorang Jihadis untuk daerah-daerah konflik, yaitu Poso.
adapun aksi-aksi teror yang terjadi hanyalah aksi pengeboman kecil atau unsur-unsur yang berbau sara, tidak terlalu berdampak sistemik dan mengancam perekonomian dan pertahanan negara Indonesia secara keseluruhan, aksi-aksi perampokan untuk kegiatan menggalang dana masih perlu diwaspadai sebagai salah satu cara mereka untuk mendapatkan dana pelatihan secara mandiri, dan upaya pemerintah dalam melakukan upaya deradikalisasi harus diperbaiki, karena pelaku teror itu tidak bisa dideradikalisasi karena bagi mereka proses seperti itu sama saja murtad atau kafir sehingga bagi mereka memepertahankan agama mereka jauh lebih utama daripada mengikuti apa maunya pemerintah
yang harus dilakukan adalah memberikan mereka saluran yang baik dan benar, seperti pekerjaan yang layak dan follow up dari pemerintah, agar mereka dapat terarah dan tidak kembali ke jalan yang sesat.
menghindari bantuan asing sebisa mungkin, karena kebenncian teroris adalah terhadap negara asing, jadi mana mungkin mereka mau melakukan deradikalisasi yang dilakukan oleh negara asing itu sendiri seperti Australia dan AS terhadap mereka.
Perlunya perombakan tokoh-tokoh yang menangani masalah terorisme selama ini, orang-orang lama seperti Gories Mere, Petrus Golosse, dan Ansyad Mbai adalah orang-orang yang memiliki image buruk dimata para teroris karena mereka kerap melakukan penyiksaan terhadap para tahanan.
0 komentar:
Posting Komentar