Selasa, 24 November 2015

JAJARAN PENULIS THRILLER DI INDONESIA


Novel Thriller bisa dikatakan tema yang jarang diambil oleh para penulis Indonesia sehingga agak sulit untuk menemukan novel-novel sejenis karya anak bangsa, atau mungkin penyebab kurang promosi juga bisa menjadi permasalahan lain dalam memasarkan “Thriller” di Indonesia. Berikut Admin mengambil 10 penulis Thriller Indonesia, urutan tidak mencerminkan peringkat.

1.       BRAHMANTO ANINDITO
Buku : TIGA SANDERA TERAKHIR
Genre : Military - Thriller
Penyanderaan brutal terjadi di sebuah desa di Papua. Korbannya lima orang—warga negara Indonesia, Australia, dan Perancis. Semua telunjuk segera mengarah ke OPM, Organisasi Papua Merdeka. Namun, OPM sendiri menyangkalnya. Mereka menegaskan bahwa pihaknya sudah lama tidak menggunakan cara-cara ekstrem seperti itu, demi perjuangan kemerdekaan Papua Barat.
Lantas, siapa dalang penyanderaan itu? TNI enggan berteka-teki terlalu lama. Satuan Antiteror Kopassus di bawah pimpinan Kolonel Larung Nusa segera diturunkan ke Bumi Cenderawasih. Tapi, malang tak bisa ditolak. Korban malah berjatuhan, baik di pihak sandera maupun anggota Kopassus. Salah seorang anggota bahkan dinyatakan hilang secara misterius di belantara Papua.
Kolonel Nusa mulai menyadari bahwa lawannya ini bukan sekadar milisi OPM. Melainkan pasukan khusus seperti dirinya.
Buku lainnya : Satin Merah, Rahasia Sunyi, Pemuja Oksigen, Semanyun Senyuman Mahasiswa


2.       WINDRY RAMADHINA
BUKU : METROPOLIS
Genre : Crime, Thriller
Gilli tertawa. “Keras kepala boleh, Kawan. Semua Saada memang begitu. Aku maklum. Tapi, jangan lalu kau jadi bodoh! Sudah delapan pemimpin mati. Kau kira ini perseteruan biasa?”
Perkataan Gilli membuat Ferry berpikir ulang. Sejak lama ia memang merasa janggal dengan kematian beruntun para pemimpin Sindikat 12, tetapi ia seakan dibutakan oleh kebenciannya terhadap Geng Gilli sehingga mengabaikan kecurigaannya itu. “Hubungi Blur. Minta dia kumpulkan Sindikat 12,” kata Gilli lagi.

3.       RHEIN FATHIA
BUKU : GLOOMY GIFT
Genre : Romance, Action - Thriller
Kupandangi kamu dengan wajah memelas. Berharap kamu mau menyingkap apa yang sedang kita alami sekarang. Kamu tetap pada pendirianmu, bungkam. Pura-pura tak ada hal besar yang baru saja terjadi.
Bagaimana mungkin semua baik-baik saja? Di hari pertunangan kita, segerombolan orang menyerbu rumah. Tembakkan diletuskan. Peluru. Jeritan orang-orang. Dan, kamu membawaku kabur masih dengan kebaya impian yang kini terasa menyiksa dipakai di saat yang tak sepantasnya.
Hari yang seharusnya bahagia, menjelma tegang dan penuh tanya. Kenapa kita harus lari? Belum cukupkah aku mengenalmu sejauh ini?
Aku tak siap menyambut kenyataan. Tak siap jika harus kehilangan. Tak kuat menahan rasa takut yang berkepanjangan.


4.       EDDIE SINDUNATA
BUKU : PROYEK MAUT
Genre : Crime – Thriller
Seorang konglomerat Indonesia tewas dibunuh di tengah kepadatan lalu lintas Jakarta. Komisaris Hardi mendapat tugas untuk mengusut kasus pembunuhan yang menghebohkan ini, yang ternyata disusul oleh jatuhnya korban-korban berikutnya.
Penyelidikan Hardi menunjukkan bahwa para korban itu terkait sebuah proyek raksasa yang
masih dirahasiakan. Proyek itu melibatkan banyak orang penting dan berkuasa di negeri ini. Kini
Hardi harus berpacu dengan waktu untuk memecahkan misteri proyek raksasa tersebut sekaligus menangkap sang pembunuh demi mencegah jatuhnya korban-korban
berikutnya, termasuk dirinyasendiri.
Pada saat yang bersamaan, Hardi juga harus berjuang menyelamatkan putri tunggalnya dari aksi seorang psikopat yang telah melakukan serangkaian pembunuhan berantai

5.       TSUGAEDA
BUKU : SUDUT MATI
Genre : Corporate Thriller
Titan kembali dari Amerika Serikat setelah delapan tahun, tepat ketika Grup Prayogo milik ayahnya sedang krisis dan membutuhkan bantuannya. Selain kesulitan dalam urusan bisnis, ada ancaman dari kompetitor jahat, Ares Inco, yang memiliki keinginan menghancurkan keluarga Prayogo untuk selamanya.
Namun Titan tak hanya menghadapi itu. Kakaknya, Titok, tak suka tersaingi olehnya di dalam Grup. Adiknya, Tiara, justru menikah dengan putra mahkota musuh. Dan mungkin ia juga telah membawa kekasih yang dicintainya ke dalam bahaya.
Titan harus menghadapi itu semua. Sementara tanpa ia ketahui, seorang pembunuh dengan kode 'Si Dokter' mengintai dan menunggu saat tepat untuk ikut campur ke dalam urusan mereka
Buku Lainnya : Rencana Besar

6.       ANASTASIA AEMILIA
BUKU : KATARSIS
Genre : Psychological Thriller
Tara Johandi, gadis berusia delapan belas tahun, menjadi satu-satunya saksi dalam perampokan tragis di rumah pamannya di Bandung. Ketika ditemukan dia disekap di dalam kotak perkakas kayu dalam kondisi syok berat. Polisi menduga pelakunya sepasang perampok yang sudah lama menjadi buronan. Tapi selama penyelidikan, satu demi satu petunjuk mulai menunjukkan keganjilan.
Sebagai psikiater, Alfons berusaha membantu Tara lepas dari traumanya. Meski dia tahu itu tidak mudah. Ada sesuatu dalam masa lalu Tara yang disembunyikan gadis itu dengan sangat rapat. Namun, sebelum hal itu terpecahkan, muncul Ello, pria teman masa kecil Tara yang mengusik usaha Alfons.
Dan bersamaan dengan kemunculan Ello, polisi dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan kotak perkakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara. Apakah Tara sesungguhnya hanya korban atau dia menyembunyikan jejak masa lalu yang kelam?

7.       YOGIE NUGRAHA
BUKU : KOIN TERAKHIR
GENRE : SPY-THRILLER
Sebuah data rahasia milik pemerintah yang disimpan dalam koin berongga dicuri dari Lembaga Sandi Negara. Keamanan nasional terancam hancur jika data itu disebarluaskan. Badan Intelijen Negara pun turun tangan. Mereka menugaskan Zen, agen terbaik BIN, untuk menuntaskan kasus ini.

Lokasi koin terdeteksi, target pun terkunci. Penugasan yang terdengar sederhana menjelma menjadi malapetaka tak terduga, membawa Zen melintasi berbagai negara Eropa, bahkan mengancam nyawanya. Waktu semakin menghimpit, Zen harus bergegas menuntaskan misinya … hanya untuk menemukan bahwa ia berada tepat di tengah konspirasi sebuah organisasi rahasia.

Di tengah gejolak politik dan ekonomi global yang berkecamuk, sebuah skenario besar telah disiapkan. Bangsa ini tersingkir menjadi orang asing di negeri sendiri. Ketika politik menjadi serupa perang tanpa peluru, batas antara kawan dan lawan semakin membingungkan. Zen pun akhirnya harus mempertanyakan, siapa sebenarnya musuh mereka?


8.       SUGHA
BUKU : Konstantinopel, Misteri di Balik Jari Kelingking yang Hilang
Genre : Crime
Pembunuhan berantai. Tujuh anggota Constantinopel. Pesan berbahasa Turki. Dan, jari kelingking yang hilang.
Bima berpikir keras. Waktu bergerak cepat dan menjadi sangat berharga. Kasus ini menyeret Bima pada serangkaian peristiwa mengerikan. Semua ini harus segera dihentikan sebelum si pembunuh beraksi lagi.
Tapi, kenapa mereka diincar? Untuk apa semua kematian ini? Dan yang terpenting…
Siapa berikutnya?

9.       BAGUS DWI HANANTO
BUKU : NAPAS MAYAT
Genre : Psychological Thriller
Aku memotongnya dengan sangat rapi, membuang lemak yang tidak dipakai sehingga hanya tersisa beberapa potong daging besar saja dari kaki, dada, dan tangan. Semua jeroan dari bagian bawah sampai jantung kujadikan satu. Kupotong-potong dan kutambah bumbu dapur dan berbagai sayur mulai dari wortel, kol, buncis, dan kesukaanku kacang polong; menjadi sup mangkuk besar, siap buat disantap. Berporsi-porsi mangkuk aku ciduk dari panci sup. Berkali-kali sampai lenyap ditelan mulut.
Inilah salah satu novel juara sayembara menulis paling prestisius di Indonesia.
Ada sesuatu di dalam novel ini yang telah membuat para juri memilihnya menjadi salah satu pemenang. Sesuatu yang kompleks, brutal, menyimpan dendam, sekaligus keindahan.
Napas Mayat mempertanyakan Tuhan, cinta, dan arti kemanusiaan di zaman sekarang.

10.   RIZKI RIDYASMARA
BUKU : THE JACATRA SECRET
GENRE : HISTORY - CONSPIRACY
"TAHUKAH ANDA jika kota Jakarta itu dibangun para Freemason? Sejak pembangunan Stadhuis (kini dikenal sebagai Gedung Museum Sejarah Jakarta atau “Museum Fatahillah”) di tahun 1707 hingga sekarang, para Freemason ini terus membangun Jakarta dan menyisipkan aneka simbol pagannya ke Ibukota tercinta ini.TAHUKAH ANDA jika luas keseluruhan Museum Fatahilah adalah 13.000 meter persegi?TAHUKAH ANDA jika gerbang utama Museum Fatahillah terdiri dari 13 buah batu berbentuk Arch?TAHUKAH ANDA jika batu istana DAM di depan Museum Fatahillah tersusun atas 13 baris?TAHUKAH ANDA jika struktur piramida keanggotaan Freemasonry juga terdiri dari 13 tingkat?TAHUKAH ANDA jika Freemason Belanda membangun pusat Menteng (Taman Suropati dan Gedung Bappenas sekarang) dengan desain simbol kepala kambing iblis Baphomet yang sampai sekarang masih bisa disaksikan oleh siapa pun?TAHUKAH ANDA jika renovasi Air Mancur Bundaran Hotel Indonesia di tahun 2001 sarat dengan simbolisme Kabbalah, dimana proyeknya mengambil tema sentral “Cahaya” atau “Illuminaty”?TAHUKAH ANDA jika ratusan simbol Kabbalah bertebaran di Museum Taman Prasasti di Tanah Abang?TAHUKAH ANDA jika ada sebuah makam di Museum Prasati Tanah Abang yang tidak bernama namun memiliki simbol Grand Master Freemasonry TAHUKAH ANDA jika di bawah tanah Jakarta ada berbagai terowongan rahasia yang saling terhubung, yang sampai sekarang pintunya masih bisa disaksikan di berbagai tempat?TAHUKAH ANDA jika Masjid Istiqlal dibangun di atas sebuah benteng Belanda yang dikenal sebagai Benteng Tanah karena di bawahnya ada terowongan rahasia? Dan masih banyak kejutan-kejutan fakta lainnya meliputi Jakarta yang dilengkapi dengan foto!Diramu dengan kisah pembunuhan terhadap tokoh Neolib negeri ini, novel “The Jacatra Secret” terasa begitu renyah dan akan mengubah paradigma Anda tentang Jakarta dan bangsa ini secara keseluruhan!"

[Written by Finn. R, Source from Goodreads.com, Thrillerid, & Bank Data]

Minggu, 22 November 2015

BLURB THE NOVEL : THE ISOLATION

Elena Larasati, seorang wanita cantik jelita, hidupnya tidak jauh dari kehidupan glamour, lelaki, uang, hingga seks bebas, hingga suatu hari ia dinyatakan hilang dan tidak ada yang mengetahui keberadaanya.

Samuel, seorang lelaki yang dipaksa bekerja pada sebuah gembong Narkotika paling kejam di ibukota karena terlibat hutang, menemui kenyataan bahwa adiknya diculik dan hanya akan dibebaskan setelah ia mampu menebus semua hutangnya melalui kerja paksa pada Kartel Narkoba tersebut, disatu sisi Samuel pun tidak kenal lelah untuk mencari keberadaan adiknya, Chyntia baik dalam keadaan hidup atau mati.

Misteri Terbunuhnya Alex, Bos besar Mafia Narkotika tersebut membuat jajaran Manajemen mengambil tindakan kekerasan untuk mencari siapa pelaku-nya, tujuh pelacur dan enam musuh yang diindentifikasi dibunuh secara keji. Siapa dalang di balik semuanya ?

By Finn. R

See full review, price, and sample at
http://nulisbuku.com/books/view_book/7968/the-isolation

Sabtu, 03 Oktober 2015

REVIEW : SICARIO


Dalam bahasa Mexico, Sicario artinya pembunuh bayaran Film action klasik ala Dennis Villeneuve [Sutradara yang dikenal melalui Prisoners & Incendies] adalah sebuah film yang menceritakan perburuan terhadap salah satu gembong narkoba paling kejam di Mexico bernama Fuentos, penemuan mayat di dalam dinding semen usai penyerbuan yang dilakukan oleh FBI pimpinan Kate Macer [Emily Blunt] terhadap sebuah rumah di Amerika Serikat membuat pemerintah AS membentuk sebuah tim khusus untuk mengejar pelaku hingga kedaerah perbatasan antara AS & Mexico, yaitu Juarez, kota paling mematikan di dunia, kota yang penuh dengan darah akibat konflik antar genk narkoba yang tidak pernah kunjung usai, pembunuhan, korupsi, suap, pembantaian dan pemenggalan kepala, serta membiarkan jasad mereka terkapar dijalanan, membuat anak-anak yang ingin berangkat sekolah pada pagi harinya dapat melihat dengan jelas para jasad korban mutilasi tersebut [Malcolm Beith, dalam bukunya The Last Narco], lalu mengikat para narco saingan mereka dan menggantungnya di jembatan layang dengan membuka sebagian celana mereka.  

Sesosok misterius bernama Alejandro [Benicio Del Toro] yang hadir dalam film ini membuat Kate Macer selalu bertanya-tanya tentang siapa dirinya, dari mana asalnya pria ini, bagaimana masa lalunya, dari mana ia memiliki kemampuan seperti seorang pembunuh, usai baku tembak ditengah-tengah kemacetan jalan tol menuju Ciudad Juarez, Kate Macer menjadi semakin kritis dan menuduh Matt Graver [Josh Brolin] yang ditunjuk sebagai pimpinan tim yang juga sebagai penasihat militer AS penyebab baku tembak yang dianggapnya tidak sesuai prosedur tersebut. 



Film ini bagi saya secara pribadi adalah film paling ditunggu setelah American Sniper di 2015 ini, dan mampu memuaskan saya, beberapa kekurangan mungkin adalah minimnya action dalam film ini, tetapi semua itu dapat tertutupi dengan alur cerita yang padat, sinematografi yang baik serta Techniqal Specs yang baik, menggunakan teknologi Sound Mix Dolby Atmos.

  

Its 4/5

Minggu, 20 September 2015

Book Review : Gloomy Gift

Gloomy GiftGloomy Gift by Rhein Fathia
My rating: 3 of 5 stars

Just finished this book.

pertama-tama saya apresiasi untuk penulis yang sudah berani menulis genre thriller, apapun campurannya, action/romance/mistery/Legal, yang penting thriller buat saya, hehe. . . usai saya menulis calon buku saya, saya iseng cari-cari buku genre thriller karya anak bangsa, setelah sekian tahun selalu terpengaruh oleh penulis luar [sebut saja Mario Puzzo, Frederick Forsyth, Steve Martini, Robert Ludlum, Eric Van Lustbader, Chris Money, Chelsea Cain, dll] akhirnya nemu Gloomy Gift, karya Rhein Fathia, penulis berbakat untuk genre romance sepertinya.

Ceritanya cepat, alur tegangnya dapat, meski detail senjata kurang saya dapatkan disini, yang saya ingat hanya Beretta, senjata full metal buatan Italia yang disebut disini, serta ketegangan politik juga tidak ada di buku ini, bagaimana reaksi pemerintah, polisi, dll usai terjadi baku tembak di depan umum, tidak ada apapun.

Alur bercerita romance-nya bagus banget, mungkin karena saya buta dengan genre tersebut, sehingga saya lihat romancenya maksimal banget, applaus 5 star for rhein.

Hmm... banyak orang berharap buku ini bisa di filmkan, lalu siapa kira-kira tokohnya yang pas untuk memainkan peran-peran di film ini, mungkin ini ide saya, [Just Imagine]

Zeno - Donny Alamsyah
Kara - Vicky Shu
Dhewa - Iko Uwais
Garin - Cok Simbara
Raymond - Ray Sahetapy

haha iseng aja Rhein.....




View all my reviews

Selasa, 15 September 2015

Review : Tiga Sandera Terakhir

Tiga Sandera TerakhirTiga Sandera Terakhir by Brahmanto Anindito
My rating: 4 of 5 stars

Thrill form start to finish.
buku genre thriller militer yang sangat jarang di indonesia, membuat negeri ini menjadi bervariasi, sehingga tidak monoto terhadap buku2 jenis metro pop saja yang selalu menghiasi toko buku, ketertarikan saya terhadap buku ini utamanya karena mengangkat tema tentang Kopassus, pasukan khusus yang diterjunkan di daerah konflik Papua untuk melawan separatis yang melakukan penculikan terhadap 3 WNA, dan 2 WNI.

Melihat penggambaran sosok Kol. Larung Nusa, sebagai pimpinan Kopassus saya membayangkan sepertinya kalau di filmkan cast nya akan jatuh kepada Iko Uwais hehe..... ganteng, muda, tubuh tegap, wajah baby face, bersih, dan agak cembung, hmmm..... its look like mixed between Iko Uwais & Rizky Hanggono hehe...

Persenjataan yang digunakan di buku ini juga cukup detail, utamanya senjata yang digunakan special forces nya OPM, mereka punya RPG [what !!!]. pertempuran di hutan dengan pasukan hantu membuat saya jadi teringat akan film Lone Survivor yang diambil dari kisah nyata dalam Operation Red WIngs nya US Navy Seals.

Ada satu part yang menarik buat saya, yaitu saat tokoh bernama Nona, eks OPM pro RI, melakukan "disarm the gun", saat ditodong senjata oleh Kol Larung Nusa lalu melucuti senjatanya dan membalikannya ke Nusa, suatu teknik dalam FMA [Filiino Martial Arts] Kali Panantukan, mengingatkan saya akan film The Equalizer, yang dimainkan aktor favorit saya, Denzel Washington, membuat saya jatuh cinta dengan karakter misterius bernama Nona ini.

Bagi saya, Mas Brahm, sangat sukses dalam membuat buku genre militer thriller yang ditulisnya, alur cerita, emosional, senjata, sejarah, penggambaran wilayah, beberapa yang kurang adalah detail dari para sandera, terutama sandera perancis yang sepertinya kurang dieksplorasi dan sepertinya pemerintahnya pun tidak tahu mau tahu saat warganya di culik, tidak ada ketegangan yang sifatnya politik, mungkin karena buku difokuskan ke militer.

my rate 4/5

View all my reviews FINN. R

Koin Terakhir

Koin TerakhirKoin Terakhir by Yogie Nugraha
My rating: 3 of 5 stars

Belum baca, but as soon as posible, I want to read this book, waiting list ya, saya mau baca Gloomy Gift [Rhein Fathia] & Proyek Maut [Eddie Sindunata] dahulu, setelah sebelumnya selesai membaca Tiga Sandera Terakhir [Brahmanto Anindito], kalau dilihat review-nya, mungkin sekali sepertinya buku ini terinspirasi dari Bourne Trilogy, who knows

Saya sangat apresiasi sekali terhadap penulis thriller lokal, suatu genre yang sangat jarang di tanah air, dan bahkan saya pun tidak tahu bahwa di indonesia ada penulis thriller,

View all my reviews Finn. R

Sabtu, 05 September 2015

Dibalik Penulisan “Kehabisan Peluru” SEMTEX - A Notorious Explosive




Semtex adalah jenis bahan peledak berbahan plastik paling berbahaya dan paling sering digunakan oleh kelompok teroris karena mudah didapatkan, tidak berbau, dan tidak terdeteksi, salah satu kejadian yang membuatnya terkenal adalah peledakan pesawat Pan Am 103.

Semtex sendiri dibuat pada akhir 1950an oleh seorang Stanislav Brebera, seorang ahli Kimia di VCHZ Synthesia, kewarganegaraan Ceko.

Dalam penulisan buku “coming soon” saya “Kehabisan Peluru”, Semtex digunakan oleh tokoh Intelijen Riyadi yang juga anggota kelompok SDS, selain itu juga tokoh utamanya Arnoval Pratama juga menggunakan bahan peledak jenis ini. Beberapa peledak lain sebenarnya memiliki ketertarikan bagi saya untuk dipakai dalam penulisan novel, seperti ANFO atau PETN, hanya saja SEMTEX adalah bahan peledak yang unik dan memiliki kepraktisan sendiri dalam pemakaiannya.

Semtex sendiri bisa menjadi kombinasi bom mematikan apabila digabungkan dengan detonator selular, bom dengan menggunakan detonator selular adalah suatu hal yang lazim digunakan oleh para kelompok pemberontak, karena untuk mengaktivasi bom tersebut cukup menelepon kepada selular yang dijadikan detonator tersebut, untuk mengantisipasi terjadinya ledakan, beberapa pihak keamanan menggunakan jammer atau alat pengacak sinyal yang biasa nya lazim digunakan di dalam teater, gedung bioskop, dll tujuannya bukan untuk mencegah terjadinya bom meledak tetapi agar tidak mengganggu jalannya pertunjukkan, sebagian orang tidak akan sadar bahwa dirinya sedang terkena jammer, mereka hanya akan melihat bahwa handphonenya akan bertuliskan tidak ada sinyal.

Pervez Musharaf, Presiden Pakistan selamat dari upaya pengeboman karena Pihak keamanannya menggunakan jammer, usai iring-iringan mobilnya menjauh dari lokasi usai melewati sebuah jembatan di Rawalphindi, bom tersebut baru meledak, sehingga Musharaf lolos dari upaya pembunuhan.
[Tekno.tempo.co.id, fin library, dari berbagai sumber]

Senin, 24 Agustus 2015

KEHABISAN PELURU PART 2

Sebuah mobil Kijang biru tengah menunggu Hardi di pinggir jalan, beruntung hari ini agak mendung, ia masuk kedalam mobil tersebut, sudah ada Resya di dalam mobil.
“Jadi kita mau kemana?” Tanya Resya.
“Hah, kamu malah balik bertanya, bukankah sudah diberi tahu Handito.”
“Ya santai sedikit lah, kamu kaku sekali yah, memangnya kamu tidak lelah habis perjalanan jauh.” Tanya Resya
“Lelahnya nanti saja, ada tugas menanti.” Jawab Hardi datar.
Mobil pun di starter dan berjalan.

“Aku tahu, kamu habis dimarahi bos, tenang saja itu hal biasa, kita atur lagi dari awal, kita perbaiki apa-apa yang kurang, tidak usaha dipikirkan, kamu kepikiran karena kurang istirahat serta ditambah dengan kelelahan dan rasa bersalah akibat kegagalan operasi, kalau dipikirkan secara materi, kita juga sudah kehilangan banyak uang untuk sebuah operasi, biaya senjata, hotel, informasi, tetapi kalau semuanya harus diukur dengan uang tidak akan ada habis-nya, kesehatan mental dari para agen juga penting, hal-hal yang sering dialami mereka adalah, kelelahan, stres, sensitifitas meninggi, mudah marah, disertai gejala fisik seperti sakit kepala, hidung berdarah, dll.” Jelas Resya, si wanita berkacamata minus gagang hitam tersebut.

“Hmm.. kau ini sekarang dokter yah.” Tanya Hardi.

“Ha.. ha.. bukan, aku masih sama, mengurusi logistik para agen, mencarikan dan maintenance senjata, alat penyadap, alat komunikasi, aplikasi, komputer, menyusun laporan, tetapi terkadang juga harus double job mengurusi kesehatan para agen, gizi, obat-obatan, kontrol.” Jawab Resya.

“Berapa umur-mu ?” Tanya Hardi

“Menurut-mu ?”

“Aku tidak tahu, gaya bicara-mu seperti sudah berumur, tapi tangan-mu menyiratkan hal sebaliknya.” Kata Hardi

“Tanganku? Kau membaca kisaran umur wanita berdasarkan tangan?”

“Aku juga tidak tahu bagaimana cara melihatnya, itu kata temanku dulu, tetapi ia juga tidak memberitahuku bagaimana cara melihat-nya.”

 “Oh ya, aku masih 30 tahun, tolong ini rahasia kita saja ya.” Kata Resya.

“Kau ternyata masih muda, kau 7 tahun dibawahku.”

“Memangnya aku ini terlihat tua?” Tanya Resya sembari terus mengemudikan mobilnya lalu berbelok kiri diperempatan jalan setelah lampu merah.

“Mungkin karena kau dibagian manajemen, gaya bicara kaku, bicaranya tinggi, serta banyak paham soal sistem, mungkin membuat mu terlihat dewasa dari umur-mu.” Hardi menjawab

“Ya.. ya mungkin saja, mungkin ya mungkin tidak.”
Mereka berdua sudah sampai di Safe House tempat Resya bertugas, berada disebuah apartemen menengah bergaya kerajaan Eropa, berposisi dilantai atas.
Resya dan Hardi melewati sekuriti dan pemeriksaan metal detector, lalu naik dengan sebuah lift
Menuju lantai 16, lalu keluar dari lift berjalan menyusuri lorong dan membuka pintu kamar dengan sistem kartu. Kamar apartemennya cukup luas, ia menghuni tempat ini dengan penyamaran sebagai pebisnis jual beli Mobil, ada dua ruangan,
“Aku mandi dulu, dan sehabis itu kalau boleh aku ingin beristirahat sebentar.” Kata Hardi.

“Ya tentu saja, silahkan.” Jawab Resya.

Hardi mau melangkah ke arah kamar mandi namun tubuh Resya yang terlalu dekat menghalangi jalannya, Hardi berusaha mencari jalan ke kanan dan ke kiri, tetapi tubuh Resya mengikuti, sembari menatap leher Hardi, Resya tidak berani menatap langsung wajah Hardi, saat perlahan ia mulai menyentuh leher Hardi, lalu mendongakkan kepalanya ke atas, dan mulai mencium erat bibir Hardi dan semakin dalam ciumannya dilakukan.

Sementara menunggu Hardi mandi, Resya mengoperasikan sebuah komputer milik-nya yang sudah terpasang transmisi radio, beberapa peralatan intelijen juga ia rapihkan dan dimasukan ke box khusus, seperti kamera kacamata, kamera bolpoin, alat perekam suara, alat pemindah data, harddisk portable, dll, kemudian Resya membuka sebuah laci meja televisi, mengambil cash box berisi uang dan senjata, mengambil segepok uang total Rp. 5,000,000,- pecahan Rp. 50,000,-

Usai mandi, Hardi tertidur di kasur Resya, tertidur pulas, sementara Resya hanya bisa cemberut, belum puas rasanya, ia menginginkan lebih dari Hardi.
Saat Hardi terbangun dari tidur-nya, ia melihat Resya Harun sudah terduduk di kursi tidak jauh dari pandangannya, memakai rok biru tua selutut, hanya saja saat duduk membuat rok tersebut agak tersingkap ke atas, memperlihatkan sedikit jenjang kaki-nya yang putih, serta kaos biru, dengan dibalut sweter hodie warna biru dongker.

Resya tersenyum ke arah Hardi.

“Hari sudah mulai gelap, tidur-mu pulas sekali, malam ini kita akan menyusuri daerah kekuasaan Alm. Aryo Rinaldy, jangan harap gedung mewah, tinggi, ada disana.” Kata Harun.

Hardi hanya tersenyum kecut.

“Apakah kau melupakan sesuatu?” Tanya Resya.

“Soal apa?”

“Sepertinya kau menganggap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita, memangnya kau menganggap aku apa?” Tanya Resya.

“Partner.” Jawab Hardi singkat, sembari berjalan membuka lemari dan mengambil jaket hitam milik-nya
Resya berdiri dan mendekati Hardi “Ingat pelatihan yang sudah kamu lalui, aku pikir itu banyak melibatkan emosional kita.” Tambah Resya.

“Ya aku tahu, aku berterimakasih untuk itu, tapi sepertinya tidak lebih dari itu.”

“Kamu masih memikirkan alm. Istri-mu? Bukankah itu sudah sepuluh tahun yang lalu, percayalah aku juga wanita, sama seperti istrimu, soal perasaan, wanita manapun tidak akan mau melihat lelaki-nya menderita, aku yakin ditempat peristirahatannya ia membolehkan-mu untuk memiliki wanita lagi dalam hidup-mu.” Kata Resya.

“Kita sudah pernah membahas-nya, aku juga sudah berfikir sebaiknya mencari wanita lain untuk jadi pendamping hidup-ku, tapi tidak sekarang, aku sedang dalam tugas, berbahaya, jadi sekarang kita sudah bisa jalan?” kata Hardi.

“Yasudah, ayo kita jalan.”
Resya dan Hardi menuju daerah kekuasaan keluarga Aryo dengan menggunakan kendaraan mereka, menyusuri jalanan ibukota hingga ke sebuah tempat yang ramai penduduk, dan terlihat sedikit kumuh, kabel tiang listrik menjalar kemana-mana, toko-toko berjejer, mulai dari fotokopi, warung makan, warung kopi, minimarket, pangkalan ojeg, hingga tukang sate, penjual sandal, para warga juga lalu lalang disepanjang trotoar, Resya yang berada dibalik kemudi terus menginjak pedal gas-nya hingga mereka sampai di sebuah bar MY, tempat warga sekitar menghabiskan waktu luang atau sekadar mencari hiburan, sebuah bar yang menyediakan berbagai minuman alkohol, meja biliar, nobar, hingga karaoke.
Joe “The Fat Boy” biasa menghabiskan waktunya disitu.
Hardi pun turun sendirian masuk kedalam bar, dalam melihat-lihat kedalam, ia melihat sesosok pria gemuk tengah terduduk di meja bar tengah menikmati minumannya, Hardi duduk mengambil jarak satu kursi dari Joe, tak lama kemudian Resya masuk kedalam dan duduk diantara Hardi dan Joe.

“Hei wanita, mau minum? Aku yang belikan.” Tanya Hardi

“Tidak usah.” Jawab Resya hanya menatap sepersekian detik kepada Hardi lalu meluruskan kembali pandangannya kedepan.
Hardi hanya tersenyum kecut, dan berusaha meraih tangan Resya.

“Hei apaan nih, jangan ganggu aku.” Jawab Resya ketus dan mulai kesal dengan ulah Hardi.
Resya yang mengenakan rok dan menatap wajah Joe dengan nakal, membuat Joe mudah terkait pancingannya.

Joe membalas senyuman Resya dan sepertinya wanita itu membutuhkan bantuan Joe.

“Butuh bantuan mam?” Tanya Joe sembari menatap tajam Resya.

“Ah siapa ? aku? Ya tentu saja, jangan panggil mam, namaku Resya.”

“You can call me Joe.” Jawab Joe dengan bahasa Inggris yang menggelitik.

“Aku akan pesankan bir satu untuk-mu.”

“Oh ya terimakasih.” Jawab Resya sembari menyunggingkan senyum-nya.
Hardi lalu mulai mendekati Resya kembali, memegangi rok dan kepalanya, lalu mencium Resya dibibir-nya, sementara Resya terlihat mulai tidak nyaman dan berusaha melepaskan diri dari Hardi sampai tubuhnya sedikit terbanting ke arah Joe.

“Hey, Anda punya masalah dengan nya?” Tanya Joe kepada Hardi.

“Tidak usah ikut campur, sebaik-nya kau pergi sebelum mendapat masalah.” Jawab Hardi
Joe hanya menyeringai, “Oh ya, berani sekali bicara seperti itu di daerahku, aku belum pernah melihat-mu sebelumnya.”
Resya menghindari mereka berdua.
Saat sebuah pukulan menghantam perut Joe, lalu Joe membalas sebuah sambaran ke kepala Hardi membuatnya terpelanting, Joe memecahkan sebuah botol dan berjalan ke arah Hardi, namun dengan sigap Hardi langsung menendang kaki Joe, dan menendang lengan Joe yang sedang memegangi botol pecah tersebut. Joe menjatuhkan tubuhnya ke arah Hardi dan membuat keduanya terjatuh kelantai, suasana mulai kacau, orang-orang dibar berlari ketakutan, sementara pelayan berusaha memanggil bantuan keamanan.
Joe dan Hardi berdiri bersamaan, mereka terlibat baku pukul, hand to hand combat secara cepat diperagakan oleh Hardi yang masih mampu ditangkis oleh Joe, namun Hardi lebih sigap dan berhasil memukul ke arah dada, wajah, dan leher, sementara Joe melihat celah dan langsung mencekik leher Hardi dengan lengannya yang besar, mengangkatnya dan membanting tubuh Hardi ke arah meja, menghancurkan meja kayu tersebut.

Kemudian datang dua orang polisi mengacungkan senjata ke arah mereka, lalu menggelandangnya ke kantor polisi, hari ini mereka menginap disana dengan sel yang berbeda.

Keesokan harinya Resya mendatangi kantor polisi tersebut sembari menyelipkan amplop dan meminta untuk membebaskan Hardi.

Beberapa saat kemudian Hardi nampak dikawal oleh polisi berjalan ke arah Resya, lalu Hardi meminta kepada Resya untuk membebaskan Joe.

“Ini salahku, semalam aku tersulut emosi.” Kata Hardi kepada Resya yang juga didengarkan si polisi.
Resya menunduk dan berfikir, lalu mengatakan kepada Polisi, meminta Joe dibebaskan.

Joe “The Fat Boy” berjalan ke arah pintu luar lalu menjumpai Resya dan Hardi diluar.

“Hei Joe, aku minta maaf soal semalam, beruntung Resya menolongku, lalu aku juga meminta agar kau juga sekalian dibebaskan.” Kata Hardi sembari mengulurkan tangan

“Ya sudahlah, masalahnya sepele sebenar-nya.”

“Aku akan mentraktir kopi untuk kalian berdua.” Ujar Hardi.

Usai Joe menjabat uluran tangan Hardi, mereka bertiga pun menuju sebuah kedai kopi, sembari menyeruput hidangan kopi dan cemilan ringan dipagi hari menjelang siang, mereka banyak mengobrol diselingin tawa diantara mereka.

Joe adalah tipikal orang yang banyak mulut, ia akan membicarakan apapun yang ia ingin bicarakan tanpa henti, terutama reputasi hidupnya yang meski mengerikan tetapi terkadang suka di besar-besarkan dan kalau diperhatikan suka memutar-mutar disitu-situ saja.

Obrolan pun berlanjut soal rencana dari anak Aryo, yaitu Heriyanto.

“Jadi apa yang akan dilakukan oleh Heriyanto.” Tanya Hardi

“Balas dendam, itu sudah pasti, ia akan mengumpulkan tim terbaik yang ia miliki, orang-orang yang sudah ia kenal atau orang-orang yang kami kenal untuk menciptakan visi dan misi yang sama dengannya.” Jelas Joe

“Kenapa harus ada visi dan misi, bukankah tujuannya hanya untuk balas dendam, membunuh Henry, setelah itu selesai.”

“Heriyanto bukan orang semacam itu kawan, ia ingin menciptakan kekuatan dan propaganda untuk melakukan perlawanan terhadap keluarga Henry, visi-nya adalah menjadikan keluarga Aryo sebagai pemimpin Mafia di ibukota, serta memiliki misi untuk melemahkan keluarga Henry, membeli polisi sebanyak yang dia bisa, memperluas ekspansi bisnis-nya, dan menguasai wilayah tanpa harus membayar kepada siapapun.” Jelas Joe.

“Sepertinya menarik.” Suara datang dari Resya. “Kalau kalian menang, berarti kalian bisa memiliki wilayah yang bisa kalian pakai semaunya, aku mau mendirikan usaha salon, kedai kopi, kedai gunting rambut, serta membangun kontrakan.” Tambah Resya.

“Ha.. ha.. apapun Mam, tapi tentu harus menjadi keluarga inti dahulu, jasamu harus besar dulu untuk keluarga Aryo, dengan begitu nanti akan ada porsi wilayah yang akan dibagi, tanah, uang, pengurusan sertifikat, dll”

“Bagaimana caranya, agar kami bisa memberikan jasa yang besar untuk kalian?” Tanya Hardi

“Tadi kau bilang pernah di Militer, menjadi Sniper, itu modal yang bagus, kau punya kemampuan yang cukup untuk membantu kami.” Kata Joe

“Ya, tapi aku sudah lama keluar dari kesatuan.”

“Tapi kau tahu kan ilmu dasar-nya, menembak, menikam, bertahan, pengintaian, dll” ujar Joe.

“Ya tentu saja, aku harus memolesnya lagi, berlatih fisik lagi, membuka lagi manual book survival, serta meminyaki dan berlatih kembali dengan senjata.” Jawab Hardi

“Heriyanto, dkk akan mengadakan pertemuan dengan orang-orang terbaik-nya, dan kau atas rekomendasiku, aku undang untuk menjadi bagian dari kami.”

“Ya tentu saja, aku mau.” Tutup Hardi.

Taken from Chapter 26 : KEHABISAN PELURU, My upcoming soon Novel by Finn. R
email : vinhramdhansetiawan@yahoo.co.id

fiction/thriller action

Sabtu, 22 Agustus 2015

KEHABISAN PELURU

Sekelompok bersenjata melakukan serangan terhadap pos polisi didekat perbatasan wilayah sengketa, tiga polisi tewas, media berhasil datang duluan, meliput selongsong peluru, kemungkinan AK47, darah berceceran, meja kerja berantakan, kesimpulan awal ini adalah serangan balasan dari kelompok Heriyanto atas kematian salah satu anggotanya.
Reno Akbar, salah satu polisi korup pro Henry, Corp ia terlibat berbagai pemerasan terhadap pengusaha-pengusaha kecil di daerah kekuasaan Heriyanto, memeras restoran, ruko, hingga lahan parkir, yang tidak menuruti, ia bersama tiga temannya akan melakukan tindakan kekerasan, seperti pemukulan, pembakaran, hingga penganiayaan, tanpa terdeteksi, ia juga adalah orang yang selalu memasok informasi kepada Henry Vincent tentang hal-hal terbaru yang ada dikepolisian, seumur hidup jadi polisi tidak akan membuat dirinya jadi kaya.

Reno seperti biasa menghabiskan waktunya di rumahnya, dengan merokok dan menenggak minuman keras, puluhan batang rokok dan abu sudah berjejer dimeja, disamping pistol Beretta miliknya, ia hanya bertelanjang dada, tengah asik menonton televisi dan membaca koran pagi ini, lalu sebuah suara raungan alarm mobil menyala, sepertinya itu mobilnya, tidak tahu pastinya, mobil siapa, Reno panik, mengambil pistolnya, mematikan rokok dan bergegas keluar sembari memakai kaos putih miliknya. Reno Akbar berjalan perlahan ke arah garasi mobilnya, sepi tidak ada siapa-siapa, sementara mobil masih meraung-raung, ia mencoba membuka pintunya dan mematikan dari tombol kunci yang ia genggam, ia merasakan ada seseorang dibelakangnya, saat ia berbalik badan, sebuah pukulan dengan besi tabung pemadam menghantam wajahnya, membuat ia pingsan seketika.

Suara kursi mobil, berderit, ada sesuatu yang menempel dipunggungnya, sepertinya lem atau semacamnya, tubuhnya yang tengah bertelanjang dada, bagian punggungnya menempel di kursi kulit mobilnya, saat ia mencoba menarik, kulitnya menempel terasa sakit dan perih, kombinasi lem dan jahitan merobek-robek kulit punggungnya, beberapa darah mengering hasil jahitan terlihat, Reno Akbar terbangun, lengannya dilakban dengan sangat kencang ke setir mobil keduanya, hanya jari-jarinya terlihat terbuka, bagian pergelangan hingga telapak tangannya dilakban dengan sangat kencang, ia melihat kedepan, sebuah pemandangan, bangunan-bangunan kosong, sepi, dan beberapa rongsokan besi, jok mobil bekas yang ia lihat melalui pandangannya, ia tidak ada dirumahnya, angin sepoi-sepoi berbunyi, bergemirisik, terkadang terdengar seperti suara raungan manusia kesakitan hasil tabrakan angin-angin dengan dinding bangunan dan gravitasi, ditengah-tengah bangunan sepi. Derap kaki seseorang mendekati dari belakang, ia lalu masuk ke dalam, duduk disamping kemudi, Marciano SDS yang kali ini beraksi, ia membawa tang, pistol disematkan di pinggangnya, ini tidak live, rekaman hasil interogasi akan dikirimkan nanti.

“Kau bekerja untuk Henry.”
“Siapa kau, tahu apa?”
“Jawab saja, atau satu persatu jari-mu akan saya putus.” Tegas Marciano, Reno hanya menyeringai.
“Kau pikir, kau tahu siapa aku Hah !!”

Baiklah… Sebuah tang menjepit jari telunjuk kanannya, lalu benar-benar dengan sangat keras menekan hingga menghancurkan daging-daging dan tulang jemari tersebut, membuat Reno kesakitan, berteriak-teriak kencang, tidak ada yang mendengarkan, saat ia ingin berusaha memajukan tubuhnya kedepan,reaksi yang tidak terkontrol, rasa sakit menjalar dipunggungnya, lem dan benang jahitan menarik kulit-kulit punggungnya, jemari kanannya putus, berdarah-darah, lalu Marciano menyiramkan morphin, dan mengeringkannya dengan kain kasa, tetap saja darah mengalir, tidak perduli.

Mata Reno membelalak, “ANJINGG !!!” Mau mu apa Bangsat !!!”
“Pertanyaanku sudah jelas, dimana uang-uang itu disimpan?”
“Aku tidak tahu, aku hanya tahu jaringan Sabrina, pelacuran, penari seksi, apapun, kau mau itu? Aku bisa kasih.”
Marciano menyeringai dibalik kacamata retro hitamnya, ia menghampiri jemarinya Reno, kali ini jari tengah, kembali dengan tang.
“OKEE. OKE… Baik, baik, cukup, bangsat, sialann , Arghhh.” Teriak Reno. Matanya membelalak, menahan sakit, gigi nya bergeretak.

“Ada sebuah gudang, disitu uangnya disimpan, cukup banyak, bahkan mungkin sangat banyak, para wanita udik, wanita tua yang mengerjakan uangnya, merapihkan uang-uangnya, sebagian dari uang mereka tidak disetor ke bank, nah uang-uang yang tidak disetor ke bank itulah yang disembunyikan dalam sebuah gudang, dengan keamanan tingkat tinggi, kau harus melewati tiga keamanan bersenjata disana, tidak semudah itu masuk kesana.” Jelas Reno 

“Mudah saja, kalau kau ada disitu, kau yang akan menuntunku kesana, kau adalah orang dikenal disana, bilang saja aku ini orang suruhannya Henry, itu urusanku, sekarang antar aku kesana.” Reno hanya pasrah, rasa sakitnya dilepas, lukanya diobati, ia tidak ditodong, tetapi ia tahu bahwa orang yang menyiksanya ini adalah orang berbahaya, sekali serang dengan tangan kosong pun sudah cukup untuk menjatuhkannya lagi, lalu menyiksanya kembali, jangan coba-coba kabur.
“Jadi ini gudangnya? Besar juga?”
“Sehari-hari mereka memproduksi baju, untuk menutupi, konveksi.”
“Antar aku masuk.” “Serius, jangan cari gara-gara sama mereka.”
“Ya aku serius.”

Marciano dan Reno berjalan melewati lorong gudang, lalu menemui penjaga bersenjata, mereka membukakan pintu usai Reno berbicara sepatah dua patah kata, lalu Marciano & Reno melewati daerah-daerah dimana para wanita sedang bekerja, ia melewati rangkaian wanita muda, berpakaian minim, sedang mengerjakan perapihan uang, menyusunnya sesuai nominal uangnya, lalu membungkusnya dengan plastik yang ditekan oleh sebuah alat, ruangan disini sangat panas, wajar saja para wanita itu bekerja hampir telanjang, lalu ia kembali melewati penjagaan bersenjata dan menemui para wanita tua berpakaian putih-putih sedang mengerjakan jahitan dengan mesin jahit mereka, tibalah ditempat gudang inti, seseorang berbadan tegap, lengan penuh tato, dijaga tiga pengawalnya ada disana, lalu mendekat.
“Siapa dia?” Tanya Marno, pemimpin gudang sembari menenteng pistol.
“Dia orang suruhan Henry.” Jelas Reno. “Henry?”
“Ya saya orang suruhan Henry, bos kalian itu.” Sergah Marciano,
“Saya sedang melihat-lihat, melakukan rutinitas, pengecekan, dan audit, dari tampilannya, pasti kau pemimpinnya disini, benar?”
“Mau apa? Bukankah kemarin sudah diperiksa, memang harus setiap hari memeriksa, semua sudah sesuai hitungan, uang Henry tidak ada yang dilipat, saya sendiri yang akan menembak orang itu kalau berani mengambil uang nya Henry, meski hanya seperak.”
“Atau kau sendiri yang melipat uangnya, lalu siapa yang akan menembak mu kalau begitu? Itulah mengapa dibutuhkan orang seperti saya untuk melakukan dual control.” Tegas Marciano.
Marno hanya menyeringai, Marciano melihat-lihat kesekitar, ruangan, tiga pria bersenjata, apa yang bisa dilakukannya.
“Henry, Sabrina, Maria, tinggal sebut, mau saya hubungi siapa, jangan sampai Anda berakhir seperti Rafi, ditembak dikepala karena pengkhianatan terhadap Henry.” Ucap Marciano
Marno mendekat dan melihat Marciano tanpa rasa takut.
“Silahkan saja, buktikan, kalau sampai tidak terbukti, tahu angin akan mengarah kemana.” ujar Marno

Marciano menyeringai, menunduk, lalu memutuskan untuk pergi dari sana, sementara Reno ia antarkan ke kantor polisi, barang bukti sebagian diambil oleh Marciano di rumahnya, lalu ia kembali ke Safe House pribadinya, disana ia membuka laptopnya, mengecek email, dan mencolok flashdisk milik Reno, lalu membuka selular milik Reno, daftar panggilan, pesan singkat, di flashdisk tersebut terdapat foto-foto, teman temannya, lalu beberapa wajah pejabat yang tidak asing lagi, ia juga membuka internet banking, user dan password-nya diberikan percuma-cuma oleh Reno sesaat sebelum diantar kekantor polisi, daftar transaksi terakhir, dicetak, nomor-nomor rekening disimpan, usai selesai semua data dibundel jadi satu kedalam tas untuk diantar ke Agensi besok.

“$ 500,000,- ditransfer ke rekening pengusaha property, $ 300,000,- ditransfer ke rekening anggota parlemen, $ 200,000,- masuk kantong Reno, masih banyak lagi, polisi, politisi, partai koalisi, semuanya dipecah-pecah dalam bentuk transfer kecil-kecilan, hasil temuan tim investigasi juga menemukan adanya uang-uang tersebut diinvestasikan dalam bentuk cek, giro, dan deposito, sisanya dicairkan cash keras.” Ujar Norman kepada Meri.

“Beberapa foto temuan di flashdisk dan hardisk komputer Reno juga ditemukan wajah-wajah yang tidak asing, yang mengejutkan adanya foto seorang jaksa di file-nya, tetapi data transaksi dan transferannya tidak ada, mungkin cash, kita harus selidiki ini.” Kata Norman.

“Dia bukan polisi korup kelas kroco, dia yang mengatur transferan dana kepada orang-orang yang pro dengan Henry sepertinya, hasil pengecekan email pribadi milik Reno ditemukan ada beberapa percakapan dengan seseorang, tidak ada namanya, namun saat ditelisik oleh tim IT, menuju ke arah seorang anggota muda parlemen urusan dalam negeri, ia meminta imbalan sebesar $ 100,000,- atas uang tutup mulutnya serta aksinya di parlemen dalam usaha untuk membela kepentingan Henry, Corp terkait wacana pemerintah untuk menutup usaha-usaha ilegal dari Departemen yang dipimpin Sabrina, 30 usaha pelacuran diantaranya tidak berizin, alasan sulit mengeluarkan izin jadi kenekatan Henry untuk main kucing-kucingan dengan hukum, 
Reno inilah jembatan suap untuk membuka usaha-usaha tersebut, kalau tidak dibuka departemennya dia tidak akan bisa achieve target bagi Henry, Corp. saat ini kekuatan suara masih 50:50, si wanita muda parlemen ini adalah penguat suara bagi Henry, Corp.” jelas Meri.

“Ya, benar.” “Aku bukan ahlinya, kejahatan terorganisasi, tetapi kurang lebih seperti itu.” Jelas Meri.
 “Lalu bagaimana ? masih mau fokus untuk hancurkan Kelompok Heriyanto dahulu, atau korupsi dan penyuapan yang sudah menggunung ini dalam jajaran kelompok Henry?” Tanya Norman.
“Jangan Tanya aku, Tanya direktur.” Jawab Meri lugas. 

Keesokan harinya, Komisaris Rachman Hariyo dikepolisian ditelepon oleh Agensi, Meri sendiri yang menelepon, melaporkan ditemukannya gudang tempat penyimpanan uang hasil korupsi, penyuapan, penyogokan, pelacuran dari keluarga Henry.
“Jangan takut, jangan ikuti kata-kata pemerintahan yang pro terhadap Henry, ikuti kata hatimu, dikepolisian hanya kamu yang aku percayai.” Pesan Meri dibalik telepon.
Komisaris Rachman Hariyo diam sejenak, detail operasi, hasil pengintaian, dll akan dikirim via emailnya hari ini oleh Meri Ayu, sementara itu ia menyiapkan pasukan anti terror untuk melakukan penggerebekan. Polisi menembak 3 penjaga bersenjata, dan menangkap lebih dari delapan orang bersenjata lainnya yang menyerahkan diri usai dikepung, para wanita muda dan tua dipisah, mereka diikat dan dijadikan satu dalam ruangan, perlahan-lahan usai mobil angkutan kepolisian datang, mereka diangkut untuk dibawa kekantor polisi, uang tunai yang sudah dirapihkan senilai lebih dari Rp. 500,000,000,000,- ditemukan dalam kotak-kotak kayu besar, selain itu penyitaan senjata berbagai tipe dilakukan. Komisaris Rachman hanya tertegun dan menelan ludah melihat hasil sitaannya, luar biasa besar nominalnya. 

Taken from Chapter 43 : THRILLER NOVEL "KEHABISAN PELURU" My Upcoming Soon Novel 
Penulis bisa dihubungi di vinhramdhansetiawan@yahoo.co.id 

fiction/thriller action

Daftar Blog Saya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger