Tiga Sandera Terakhir by Brahmanto Anindito
My rating: 4 of 5 stars
Thrill form start to finish.
buku genre thriller militer yang sangat jarang di indonesia, membuat negeri ini menjadi bervariasi, sehingga tidak monoto terhadap buku2 jenis metro pop saja yang selalu menghiasi toko buku, ketertarikan saya terhadap buku ini utamanya karena mengangkat tema tentang Kopassus, pasukan khusus yang diterjunkan di daerah konflik Papua untuk melawan separatis yang melakukan penculikan terhadap 3 WNA, dan 2 WNI.
Melihat penggambaran sosok Kol. Larung Nusa, sebagai pimpinan Kopassus saya membayangkan sepertinya kalau di filmkan cast nya akan jatuh kepada Iko Uwais hehe..... ganteng, muda, tubuh tegap, wajah baby face, bersih, dan agak cembung, hmmm..... its look like mixed between Iko Uwais & Rizky Hanggono hehe...
Persenjataan yang digunakan di buku ini juga cukup detail, utamanya senjata yang digunakan special forces nya OPM, mereka punya RPG [what !!!]. pertempuran di hutan dengan pasukan hantu membuat saya jadi teringat akan film Lone Survivor yang diambil dari kisah nyata dalam Operation Red WIngs nya US Navy Seals.
Ada satu part yang menarik buat saya, yaitu saat tokoh bernama Nona, eks OPM pro RI, melakukan "disarm the gun", saat ditodong senjata oleh Kol Larung Nusa lalu melucuti senjatanya dan membalikannya ke Nusa, suatu teknik dalam FMA [Filiino Martial Arts] Kali Panantukan, mengingatkan saya akan film The Equalizer, yang dimainkan aktor favorit saya, Denzel Washington, membuat saya jatuh cinta dengan karakter misterius bernama Nona ini.
Bagi saya, Mas Brahm, sangat sukses dalam membuat buku genre militer thriller yang ditulisnya, alur cerita, emosional, senjata, sejarah, penggambaran wilayah, beberapa yang kurang adalah detail dari para sandera, terutama sandera perancis yang sepertinya kurang dieksplorasi dan sepertinya pemerintahnya pun tidak tahu mau tahu saat warganya di culik, tidak ada ketegangan yang sifatnya politik, mungkin karena buku difokuskan ke militer.
my rate 4/5
View all my reviews
FINN. R
Selasa, 15 September 2015
Review : Tiga Sandera Terakhir
Posted by DEPARTEMEN PERANG on 07.51
0 komentar:
Posting Komentar