Minggu, 31 Oktober 2010

AS Sebagai Negara Penyebab Konflik di Seluruh Dunia

Iran sebagai negara paling gencar diisukan oleh media berita beberapa waktu belakangan ini tentu bukan alasan mengapa isu itu terus berkembang, itu semua tak lain tak bukan adalah tuduhan AS bahwa mereka memiliki nuklir yang sangat berbahaya bagi perdamaian dunia, padahal Iran sendiri mengatakan bahwa kepentingan nuklirnya adalah untuk kepentingan damai.
Para analis pun memiliki pemikiran bahwa jangan-jangan ini hanyalah permainan AS saja untuk menguasai minyak Negara-negara teluk, mengingat AS adalah Negara miskin minyak, betapa tidak bahwa penduduk mereka mengkonsumsi minyak hampir 25% pertahunnya sementara cadangan minyak mereka hanya 2,5% saja. Pada akhirnya sistem kapitalisme ala AS terus dikumandangkan ke segala penjuru dunia, dengan mengatasnamakan perdagangan bebas, investasi menguntungkan, dsb padahal apa yang mereka lakukan adalah sedang mengeruk kekayaan Negara orang lain demi kepentingannya.
Negara-negara yang ingin maju ditahan oleh mereka agar tidak dapat maju, sementara Negara miskin mereka ekploitasi kekayaannya sehingga makin miskin, mereka juga melakukan monopoli hampir disegala bidang, perfilman, olahraga, dsb.
Kalau kita telaah penyebab pecahnya sejumlah konflik di timur tengah adalah karena ulah dua Negara, yaitu AS dan sekutunya Israel, bahkan menlu Hillary Clinton menyatakan komitmennya untuk Israel dan menganggap dengan kehadiran Israel seperti mukjizat.
Afganistan perang karena AS, sekarang menjalar ke Pakistan, Iraq pun di invasi oleh AS, Palestina dicaplok wilayahnya oleh Israel atas persetujuan AS, karena AS lah melalui presidennya Harry Truman yang menyatakan bahwa mereka mengakui Israel sebagai Negara yang sah. Lalu konflik pun menyebar ke Lebanon.
Sekarang ada lagi isu baru !!! yaitu kawasan Asia Timur, bagaimana arogansi Korsel yang didukung AS terus melakukan propaganda dengan melakukan latihan perang bersama AS di wilayah tersebut dengan alasan untuk melakukan persiapan terhadap Korut, pada kenyataanya toh Korut baik-baik saja, tidak membuat ulah apapun, terkait dengan masalah tenggelamnya kapal ceongnam milik Korsel lalu tuduhan itu dilayangkan kepada Korut bahwa militer Korut lah yang melakukan penembakan sehingga tenggelamnya kapal tersebut.
Sebenarnya masalah tersebut dapat selesai dengan baik seandainya AS tidak ikut campur namun karena AS ikut campur sehingga membuat Korsel menjadi tinggi hati dengan membuat sejumlah gertakan-gertakan baru terhadap Korut, hal ini tentu memicu China sebagai sekutu dekat Korut bereaksi terhadap arogansi Korsel dengan melayangkan protes kepada Korsel, belum lagi pada masa terdahulu China juga harus berurusan dengan Taiwan yang lagi-lagi dibekingi AS, Taiwan dipersenjatai oleh AS tentu memicu kemarahan China karena teritori Taiwan masih tidak diakui belum merdeka dari China, maka semua kontrol Negara Taiwan harusnya berada pada China.
(Fin dari berbagai sumber diantaranya Al-Qaeda membongkar Intelijen Amerika(Muhammad Khalil Al-Hakaymah), dan internet eramuslim.com)
Design image by fin ramdhan



Kamis, 28 Oktober 2010

Inside The Jihad : My Life With Al-Qaeda

Omar Nasiri begitu kaget saat melihat rumahnya sudah berantakan karena penyergapan yang dilakukan oleh aparat Maroko, ia hanya bisa melihat ibunya menangis tersedu-sedu, semua ini karena dirinya yang menjadi mata-mata untuk menagkap teman-temannya sendiri yang sudah berhari-hari hidup dan tinggal dengannya, perjalannya yang rumit menjadi seorang mata-mata belum lagi derita batin telah membuat dirinya semakin mengukuhkan diri untuk berjihad ke Afganistan, namun bukan sebagi jihadi, melainkan tetap sebagai mata-mata, ia ingin membuktikan kepada atasanya di DGSE(Agen Intelijen Prancis) bahwa ia bisa melakukan penyusupan ke kamp-kamp pelatihan Al-Qaeda disana.
Gilles pun hanya dapat memberikan nasihat bahwa jarang ada orang yang berhasil menembus dan pulang dengan selamat untuk dapat masuk kesana dan ia pun tdiak berani bertanggung jawab atas keselamatannya.
Benar saja saat ia melakukan perjalanan kesana, sulitnya bukan main, bahkan ia sempat tersesat dan dikira ulama yang kemudian diagung-agunkan oleh penduduk lokal dan mereka mengatakan bahwa jihad yang dilakukan oleh Taliban itu salah, kembalilah ke jalan yang benar, kata mereka.
Namun tekadnya untuk terus melakukan perjalanan menggebu-gebu sehingga ia tetap melanjutkan perjalannya sehingga dapat menembus kamp-kamp pelatihan tersebut.
Ia belajar bagaimana cara menggunakan senjata, rudal anti tank, bahkan ia harus membersihkan AK-47 yang diberikan padanya setiap hari, ia juga bertemu dengan rekan-rekan jihadnya dari seluruh dunia, seperti Chechnya, Somalia, Iraq, dll.
Setiap pagi sebelum subuh Omar yang kemudian menggunakan nama alias Abu Imam pun harus melakukan pemanasan fisik yang melelahkan, berlari naik turun gunung tanpa henti kurang lebih empat jam, menimba air, memakan makanan kacang rebus, roti busuk terkadang kalau lagi beruntung mereka mendapatkan tuna.
Omar terkenal sebagai murid yang nakal, beberapa kali ia terkena hukuman dari gururnya, Ibnu Syekh, mulai dari berlari tanpa henti naik turun gunung, membersihkan toilet,dsb.
Abu Imam pun melihat sebuah celah baginya untuk sedikit bersantai yaitu menjadi muadzin karena ia melihat yang menjadi seorang muadzin itu kerjanya hanya tidur-tiduran saja dan menunggu saatnya azan berkumandang. Tibalah saat yang berbahagia tersebut baginya untuk menjadi seorang muadzin, namun saat adzan ternyata suaranya membuat kuping semua orang pengang, saking jelek suaranya sehingga ia pun tidak diizinkan kembali menjadi seorang muadzin.
Pelajaran mengenai interogasi, penyanderaan, penusukan, bagaimana menggunakan material-material kecil menjadi senjata, bagaimana melakukan penyusupan kepada tempat yang dijaga oleh beberapa aparat, semua itu ia pelajari dengan seksama.
Bagaimana melakukan pengeboman, kontak baku tembak, seni melarikan diri, melakukan simulasi pengeboman dengan ranjau, menggunakan detonator sampai kepada ceramah-ceramah propaganda yang intinya menceritakan kebencian mereka kepada orang-orang barat menjadi menu sehari-hari dalam kehidupannya selama di camp.
Camp pelatihan ini juga memiliki orang-orang yang ahli membuat film, namun orang itu tidak tinggal disini, ia terkadang sesekali datang ke camp sembari membawa film terbaru buatannya, salah satu film yang pernah ditonton oleh Omar adalah tentang Syamil Salmanovich Basayev, pejuang Chechnya. Bagaimana ia melihat dalam film itu Syamil melakukan penyanderaan terhadap rumah sakit kemudian ia pun mengacungkan senjatanya dan meminta tebusan serta perjalanan aman ke negaranya kepada pemerintah Russia, betapa cerdiknya Syamil, meskipun ia akhirnya harus tewas dilain waktu saat mobil yang ia tumpangi dipasangi bahan peledak oleh C.I.A.
Saat ia harus kembali ke negaranya dan menyusup ke Negara-negara Eropa dengan puluhan paspor palsu yang sudah dibuat, yaitu menjadi silent army, melakukan suatu pola senyap untuk melakukan aksi teror dengan rapih, namun tentu saja Omar tidak melakukan hal tersebut karena ia seorang mata-mata, dan ia berhasil menyembunyikan identitasnya sampai masa pelatihannya selesai.
Semua orang yang ia lihat di camp ini memiliki ciri yang sama, yaitu janggut yang lebat, muka pecah-pecah, memiliki lingkar hitam dibawah mata yang pekat, semua itu karena pelatihan yang keras belum lagi suasana yang gersang didataran Afgan, dan kini ia pun memiliki ciri yang sama dengan gurunya maupun teman-teman satu angkatannya.
Buku ini cukup inspiratif dan tidak membosankan untuk dibaca, menawarkan sudut padang cerita si pelaku sendiri dengan gaya narasi yang apik, buku ini dikeluarkan oleh Zahra Publishing House dengan harga sekitar Rp. 89.000,-

Rabu, 27 Oktober 2010

Terorisme dalam perspektif ilmu Manajemen dan Organisasi

Semenjak tewasnya gembong teroris utama Noordin M Top sebagian orang awam mungkin mengatakan bahwa aktivitas terror sudah menurun di Indonesia, namun nyatanya justru malah semakin banyak meskipun dengan penurunan kualitas yang ada, seperti contoh tanpa kita duga-duga Dulmatin ternyata sudah berada di Indonesia, partner in crime Umar patek ini oleh sebagian pengamat disimpulkan masih dan tidak akan kembali lagi ke Indonesia karena bagi mereka Indonesia bukan ladang jihad yang bagus buat mereka.
Namun kasus penyergapan terhadap dulmatin di Pamulang serta tumbuhnya sel terorisme di Aceh menjadi suatu pertanyaan besar pada kita semua, siapa yang melakukan itu semua?? Adakah keterkaitannya dengan jaringan teroris Noordin M Top?? Itu semua mungkin hanya polri dan pengakuan dari para pelakunya sendirilah yang mengetahuinya, namun yang ingin saya bahas disini adalah bagaimana pola pikir mereka dan mengapa teroris itu malah tumbuh subur di Indonesia bukannya habis.
Para pengagum Terorisme di Indonesia tidaklah sedikit namun mereka kemudian terbagi lagi ke beberapa bagian.
Pertama, mereka adalah kelompok-kelompok Militan atau Hardcore yang memiliki suatu pola pikir yang radikal dan melakukannya dalam wujud nyata, contoh : Mengkonsep Pengeboman, Perampokan, Penyanderaan, dll.
Kedua, mereka adalah orang-orang yang memiliki tugas menjadi kombatan atau pemimpin perang di lapangan, contoh : aksi perampokan, Mencari senjata, logistik dan bahan peledak
Ketiga, Mereka adalah jaringan pelindung, yaitu orang-orang memiliki pandangan radikal saja dan bersedia untuk melindungi para pelaku utama dari kelompok pertama, namun tidak turut langsung dalam mengkonsep suatu kegiatan teror, contoh : menyediakan safehouse, menjadi kurir, menyediakan transport, dll
Dari sini kita dapat menganalisis bahwa pelaku teror adalah orang-orang yang menggunakan ilmu manajemen dan organisasi secara rapih dan baik dalam menjalankan aksinya. Sama seperti teori manajemen yang membagi tingkatan level manajer kedalam tiga tingkatan yaitu :
Pertama, High Manager yang berisi orang-orang kelas atas yang melakukan serangkaian konsep biasanya dilakukan oleh jajaran direksi, direktur dan komisaris
Kedua, Middle Manager yang berisi orang-orang yang bertugas menjalankan konsep yang sudah dibuat oleh orang-orang pertama dan menerjemahkannya ke dalam bentuk nyata. Contoh : Manager Pemasaran, Keuangan, dll
Ketiga, Low Manager yaitu orang-orang lapisan bawah, yang hanya menjadi pesuruh tanpa tahu menahu dan ikut campur dalam urusan orang-orang pada level teratas.
Contoh : Kurir, Satpam, dll
Namun yang menariknya adalah bahwa ketiga elemen tersebut saling berkaitan satu sama lain karena pabila salah satu fungsi tersebut tidak berjalan dengan baik maka kegiatan suatu operasi tidak akan berjalan dengan baik.

Pola Fikir Al-Qaeda yang menginfiltrasi para pengagumnya di Indonesia


Mengapa Teroris tak kunjung habis di Indonesia?? Sebagian orang mungkin sulit mengurai aksi teroris dan pemikiran para pelakunya, namun dapat kita mengerti dan kita urai bersama apabila kita mengacu pada kelompok jaringan utamanya yaitu Al-Qaeda.
Berikut adalah hasil pengamatan kami tentang pola fikir Al-Qaeda yang dalam bukunya ditulis oleh Hussein Mahmoud, dkk.
1.Apabila seorang ulama atau tokoh yang anda kagumi meninggal atau terbunuh oleh orang-orang thagut janganlah bersedih hati tetapi kalian harus berbahagia karena itu sebagai obat bagi kalian untuk pembalasan dendam.
2.Mendirikan Negara Islam adalah wajib hukumnya dan bahwa itu sebenarnya sudah dirancang sejak duapuluh tahun yang lalu di Iraq, namun melihat begitu banyaknya musibah, baru saja Iraq berjalan selama lima tahun semenjak invasi AS ke negeri itu, orang-orang sudah banyak yang meninggalkannya
3.Setiap ancaman yang dilayangkan oleh Al-Qaeda itu pasti akan benar-benar dilaksanakan, namun tidak harus dilakukan dalam waktu yang berdekatan bisa jadi membutuhkan waktu yang cukup lama.
Itulah beberapa poin penting dari sekian banyaknya poin yang membuat terorisme sulit kunjung padam di Indonesia, kematian Noordin M Top, AbdulMatin, dll telah mengobarkan semangat Jihad untuk melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang mereka anggap thagut, namun apabila kematian menghampiri mereka, mereka bilang itu mati syahid.
Belum tercapainya negara Islam di Indonesia akan terus menebarkan kebencian dari kaum-kaum fundamentalis yang melihat Negara ini sudah disandera oleh tangan-tangan kotor Amerika dan sekutunya, Pelacuran, Homoseks, Korupsi, dsb.
Al-Qaeda tidak akan mati apabila kepentingan-kepentingan politik AS masih saja menggelayuti umat Muslim dimanapun mereka berada, karena tujuan mereka adalah untuk membuat Negara Islam dari Indonesia hingga Spanyol yang bersih dari tangan-tangan orang kafir dan menggantinya dengan akhlak yang mulia dan syariat Islam yang benar.

Daftar Blog Saya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger