Sabtu, 17 Maret 2012

Syria Under Attack

Kejatuhan Rezim Al Assad mungkin oleh sebagian kalangan dinilai akan sebentar lagi berada diambang mata, terutama media barat seperti Amerika Serikat yang terus menerus berkoar-koar melalui berbagai pidatonya yang disampaikan oleh Presiden Barrack Obama, dengan mengatakan bahwa rezim Assad di Suriah sebentar lagi akan hancur. Namun faktanya justru sampai detik ini Pemerintahan Diktator Suriah pimpinan Bashar Al Assad masih cukup kuat. Suriah tentu berbeda dengan Libya dikarenakan faktor politik dan ekonomi yang berbeda pula.
Serangan sporadis militer Suriah ditujukkan kepada para pemberontak islam sunni yang berpusat di Homs, Deera, dan Hama, serta sebagian Damaskus, ibukota Suriah. Pemerintah Suriah sendiri yang beraliran alawities, sekte Syiah garis keras ini telah lama memendam kebencian terhadap orang-orang Sunni, dikarenakan perbedaan adat istiadat yang sangat mencolok diantara kedua sekte tersebut, secara politik garis besar, Russia disini memerankan permainan penting mengenai posisi Suriah, karena mereka memiliki kerjasama dalam mengelola laut Kaspia yang kaya akan minyak itu, apabila Suriah jatuh ketangan AS, maka habislah sumber daya ekonomi Russia dilaut Kaspia, belum lagi berbagai jalur pelayaran yang selama ini dinikmati oleh para pedagang Russia-Suriah diperairan tersebut, sehingga muncul statemen dari pemerintahan Russia bahwa mereka siap untuk menghalau semua serangan barat yang ditujukan kepada Suriah.
Israel sendiri sudah gerah dan ingin segera AS menendang Al Assad dalam posisinya sebagai presiden sah dari Suriah, namun Al Assad mengancam akan melakukan serangan ke Tel Aviv apabila AS berani menyerang Suriah. Tarik ulur permasalahan politik menjadi semakin kabur tatkala utusan diplomatik Suriah melakukan konferensi di PBB yang mengatakan tatkala selama masih ada teroris yang melakukan aksi pemberontakan dinegaranya, maka, perdamaian tidak mungkin untuk dilakukan di negara ini.
Kelompok muslim sunni minoritas di Suriah terus memperjuangkan ideologi mereka, melalui perwakilan kelompok Ikhwanul Muslimin, inilah yang menjadi berbagai permasalahan ganjalan bagi AS untuk berfikir ulang mengenai rencananya dalam menginvasi Suriah. Disatu sisi mereka ingin segera menegakkan HAM terhadap Suriah, namun apabila Al Assad jatuh, maka kemungkinan penggantinya akan berada di tangan Ikhwanul Muslimin, sementara kelompok ini sendiri sudah berabad-abad sejak kemunculan pertama kalinya di Mesir melakukan permusuhan terhadap barat, itu sama saja AS membantu musuh bebuyutan mereka apabila mencokok Al Assad, belum lagi intervensi Russia yang akan mempertahankan mati-matian Suriah menjadi ganjalan lain, disatu sisi keselamatan Israel juga menjadi harga mati bagi AS.
Para Pemberontak Revolusioner yang diisi oleh sebagian desersi Militer dan simpatisan menjadi tidak efektif dalam upaya untuk menggalang kekuatan dalam melawan Rezim Al Assad, karena secara persenjataan dan kemampuan militer mereka jauh berada dibawah Rezim Al Assad. Hak veto yang selalu dilayangkan China dan Russia menjadi ganjalan keras bagi usaha menemukan kata mufakat dalam urusan diplomatik.
Sementara setiap harinya dalam laporan korban terus bertambah, melalui laporan HRW, bahwa jumlah total korban represif pemerintahan Al Assad sudah mencapai 8000 orang, pemakaman para syuhada dibombardir oleh tank-tank pemerintah, kota Homs terus digempur siang-malam, para wanita ditangkap dan diperkosa oleh Rezim Pemerintah, arogani AS dan sekutunya dalam menegakkan HAM menjadi palsu dan kabur, Libya bisa di bereskan oleh AS dan Nato, kenapa Suriah tidak ??

Sabtu, 10 Maret 2012

Foto-Foto Kejayaan Kekhalifahan Turki Utsmani [1299-1924]

Sulaiman Agung bersama Francois I[Raja Prancis] saat mereka memutuskan untuk beraliansi.
Hayreddin Barbarossa, Staf Angkatan Laut Turki Utsmani merupakan Panglima Militer Laut terhebat pada zamannya.
Sultan Mehmed II merupakan Seseorang yang berhasil menaklukan Konstantinople, benteng terakhir kerjaan Kristen Ortodox melalui pengepungan militer selama 55 hari
Sultan Bayazid I, merupakan Jenderal Militer Agung dalam jajaran Kesultanan Turki Utsmani, namun sayang harus kalah perang oleh kekuatan Islam lainnya, yaitu Kekaisaran Moghul[Mongol], pimpinan TimurLank
Sultan Suleiman Agung, bersama Harem Sultan Roxelana, karya pelukis Eropa Anton Hickel.
Foto Keagungan Sultan Mehmed II, Diabadikan oleh pelukis Eropa Gentille Bellini.
Lukisan dramatisasi Pengepungan Konstantinople pada 1453.
Paukan Elit Turki Utsmani [Ottoman], Jannissary, saat pengepungan, Esztergom 1543.
Abdul Hamid Han, sosok Sultan Turki Utsmani terakhir.

Daftar Blog Saya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger