Rabu, 10 November 2010

Metode Interogasi dan Investigasi “Secret Agents”


 Interogasi terdiri dari perang secara psikologis dan perang pemikiran atau intelektual diantara para agen dan para tersangka atau orang yang terduga untuk melewati beberapa pertanyaan dan jawaban untuk satu atau lebih dari satu topik. Interogasi menggunakan seluruh jenis teknik fisik dan psikologis untuk mematahkan moral tersangka dan membawanya kepada kejatuhan moral si tersangka.
Sang agen akan mengatakan bahwa segala aktivitasnya adalah mandat atau perintah dari aparat pemerintah yang berada dibawah kementrian urusan dalam negri. Para petugasnya adalah aparat dari lulusan akademi kepolisian. Para aparat ini tidak mempunyai nilai atau kode etik dalam melaksanakan tugasnya karena mereka tidak ragu-ragu untuk menggunakan segala jenis penyiksaan dan jasmani dan emosional untuk mendapatkan bukti atau petunjuk dari para tersangka.


Metode Penyiksaan yang dilakukan oleh Agen Rahasia menggunakan dua jenis metode penyiksaan yaitu :
1.Penyiksaan Fisik
2.Penyiksaan Psikologis

Adapun penyiksaan Fisik adalah sebagai berikut :
1.Menutup mata dengan kain dan melepaskan pakaian Anda.
2.Mengikat tangan tergantung keatas.
3.Mengikat kaki keatas (dalam keadaan terbalik), kaki diatas.
4.Memukul dengan tongkat dan menyetrumnya dengan kawat listrik.
5.Mencambuk dan memukulnya dengan tongkat dan sabuk karet.
6.Menyuruh Anda untuk berdiri sambil telanjang untuk waktu yang sangat lama.
7.Menuangkan air dingin kepada kepala Anda.
8.Menempelkan api rokok kepada kulit Anda.
9.Mengejutkannya dengan arus listrik.
10.Menendang dan memukul.
11.Menyerang Anda dengan anjing beracun.
12.Membuat Anda terduduk di kayusula
13.Melemparkan Anda ke tempat pembuangan kotoran
14.Menarik kuku-kuku dan rambut Anda.
15.Menarik(Dragging)
16.Mengikat tangan dan Kaki ke belakang.
17.Menggunakan benda tajam, seperti pisau lipat atau pecahan kaca.
18.Dibakar dengan api.
19.Tidur dilantai kosong tanpa alas dan dibanjiri dengan air keruh(saluran air kotor)
20.Memukul, memotong, dan melukai beberapa bagian tubuh.
21.Memberikan Anda banyak air, atau air buah-buahan, seperti watermelon, dsb setelah melarang anda makan dan minum, lalu tangan dan penis Anda akan dilakban sehingga tidak dapat melakukan proses urinasi.
22.Meletakkan Narkoba dan obat-obatan di makanan Anda untuk melemahkan kekuatan Anda.
23.Menempatkan Anda ditempat kurungan khusus, yang mana ruangan tersebut bisa sangat panas atau sangat dingin.

Adapun Metode Penyiksaan Psikologis adalah sebagai berikut :
1.Mengisolasi Anda dari sosialisasi, meng-cuts Anda dari kehidupan umum, menempatkan Anda di tempat penjara khusus, dan meniadakan/melarang Anda untuk mengetahui berita dan informasi terkini untuk membuatmu merasa sendiri.
2.Melarangnya untuk menelepon siapapun, namun memberikan Anda sebuah nomor(yang salah) untuk menjatuhkan moral Anda.
3.Mengancam untuk memanggil paksa adikmu/kakakmu, ibu, istri atau anakmu untuk memperkosa mereka dihadapan Anda.
4.Mengancam untuk memperkosa Anda sendiri.
5.Mengancam untuk menyita dan mengambil alih barang-barang milik Anda dan memecatmu dari pekerjaanmu.
6.Mengancam untuk membuatnya cacat permanen atau hidup meringkuk dalam penjara.
7.Menawarkan Anda tawaran yang menarik (Apartemen, monil, paspor, beasiswa, dll)
8.Menggunakan ancaman yang kasar, penghinaan, dan mengutuk untuk menjatuhkan moral Anda.


Sumber :
FBI Web.
US Anti-terrorism Threat/Risk Policy
Mitigating Risk/Threat of Terrorism and Other Risks
The al Qaeda manual
The Disaster Center


AS Mengancam Stabilitas Asia Timur (Arogansi Korsel terhadap Korut)


Setelah Google yang asal AS itu “ditendang” dari China, kemudian AS bikin ulah kembali dengan mempersenjatai Taiwan dnegan alasan untuk menghindari ancaman dari China, pada kenyataannya bahwa Negara Taiwan itu masih menjadi wilayah teritorial China dan bahkan dalam beberapa kesempatan Taiwan tidak diperbolehkan memakai nama negaranya dan diharuskan menggunakan nama China Taipei, sontak saja ini membuat China berang, Taiwan yang harusnya “manut” pada China kini menjadi percaya diri dan memiliki arogansi kepada China, justru inilah yang dapat menyebabkan stabilitas keamanan di Asia Timur terganggu, seandainya saja Taiwan tidak diberi logistik seperti itu mungkin masalah antara China dan Taiwan tidak perlu sesengit itu.

Latihan gabungan perang besar-besaran yang dilakukan oleh AS bersama Korsel pun menjadi sorotan kembali menegangnya antara China dengan AS maupun Korsel, AS selalu berdalih bahwa itu dilakukan untuk menjaga Korsel dari ancaman Korut, yang jadi pertanyaan adalah ancaman yang mana?? Korut selama ini tidak melakukan apapun juga, itu kan hanya akal-akalan AS saja untuk melucuti senjata Korut, padahal negara sekutunya AS, yaitu Israel pun memiliki nuklir tapi hanya karena Korut berlawanan haluan dengan AS maka isu nkulir pun digulirkan.

China yang sejak lama memang mendukung Korut tentu mempunyai tanggung jawab yang besar dalam melindungi Negara sekutunya itu, bahwa latihan gabungan di laut kuning maupun latihan-latihan lainnya yang dilakukan AS dan Korsel hanya akan memperkeruh suasana, masalah yang terjadi antar Korut dan Korsel sebenarnya apabila tidak dibesar-besarkan tentu tidak akan menimbulkan arogansi dari Korsel, namun karena Korsel merasa yang membekingi mereka adalah Negara besar seperti AS maka Korsel pun dengan percaya dirinya membuat sesuatu hal yang sesungguhnya malah hanya akan membahayakan mereka sendiri.

Kebijakan Politik Relevansinya dengan pengembangan Alutsista Indonesia


Permasalahan Alutsista menjadi suatu hal yang pelik akhir-akhir ini karena merupakan suatu hal yang esensial dalam pertahanan dan keamanan Negara kita yaitu Republik Indonesia, namun kebutuhan dan anggaran pertahanan kita yang hanya mencapai 40,7 triliun menjadi salah satu faktor kendala dalam upaya-upaya pembenahan pertahanan kita, setelah dikaji oleh komisi 1 DPR yang dikatakan bahwa Minimum Essential Force kita adalah 100,7 Triliun namun permasalahan ekonomi yang kita miliki membuat Menteri Keuangan melakukan pemangkasan atau tidak dapat menyanggupi anggaran yang diajukan oleh komisi 1 DPR tersebut. Hal tersebut otomatis akan berdampak kepada anggaran Alutsista kita yang hanya 5 Triliun, meskipun Dephan telah mencoba untuk menaikkan anggaran Alutsista kita menjadi 6,1 Triliun, sementara parlemen menginginkan lebih dari itu, namun tetap saja tidak berdampak signifikan terhadap perubahan yang dilakukan tersebut. Kekuatan militer adalah salah satu posisi tawar yang cukup vital dalam upaya-upaya diplomasi kenegaraan yang kita lakukan dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan Negara-negara lain, apabila pertahanan kita lemah maka otomatis posisi tawar kita lemah juga di mata Negara lain. 

Memang pada kenyataannya bahwa Negara Indonesia kini sedang tidak sedang mengalami masalah atau ancaman dari Negara manapun, namun mengingat bahwa perang adalah upaya diplomasi terakhir dalam menyelesaikan suatu masalah, hal ini tentu akan menjadi suatu evaluasi dan persiapan bagi kita sebagai bangsa dan Negara untuk dapat memajukan sektor pertahanan yang dinilai oleh banyak pengamat rapuh ini, meskipun apa yang dikatakan oleh para pengamat militer ini juga di katakan berlebihan pula karena ternyata kita di klaim oleh institusi riset militer dunia sebagai peringkat ke empat belas dunia dalam hal militer, namun masukan dan sumbangsih pikiran itu juga tetap harus dipertimbangkan sebagai suatu hal yang dapat membangun kekuatan militer kita dimasa yang akan datang.

Indonesia yang kini berhaluan sekularis-nasionalis tentu saja lebih cenderung bersahabat dan disukai oleh Negara-negara barat, sehingga tidak begitu menimbulkan ancaman yang besar dari para agresor seperti AS dan sekutunya, namun mengingat Negara Indonesia berpopulasi hampir 85% menganut agama Islam, sementara Islam kini sedang terus saja dikendalikan tiada henti oleh AS dan sekutunya, menghancurkan Negara mana saja yang tidak mematuhi aturannya, kemudian negara-negara Islam pun tidak diperbolehkan memiliki nuklir dan mulailah mereka melemparkan isu-su negatif dikalangan masyarakat Internasional, karena mereka beranggapan apabila Negara-negara yang berideologi teokratis seperti Iran akan sulit dikendalikan dan cenderung radikal, sebuah bom kecil saja mereka sudah berani mati dan meledakkan dimana saja, kapan saja mereka inginkan, mereka di latih untuk tidak takut mati, karena bagi mereka mati untuk membela agama dalam rangka upaya untuk melakukan perlawanan terhadap musuh adalah syahid, inilah yang ditakutkan oleh AS apabila nuklir-nuklir itu jatuh ke tangan para fundamentalis Islam, mereka dikhawatirkan dapat melakukan dan meledakkan nuklir-nuklir tersebut dimana saja.

Menilik penjelasan diatas bahwa Indonesia bukan penganut Negara berideologi teokratis dan cenderung ramah terhadap barat bukan berarti kita hanya berleha-leha saja dalam memperbaiki kualitas pertahanan kita, rasa aman itu menjadi begitu mahal saat Indonesia tidak mau berfikir keras dalam memperbaiki kualitas pertahanan kita, salah satunya adalah alutsista.

Pemakaian Alutsista kita yang sudah usang, bahkan dikatakan bahwa alutsista kita 75% sudah tidak layak pakai, tidak adanya upaya-upaya untuk melakukan peremajaan kemudian berimbas kepada banyaknya tragedi kecelakaan yang terjadi di Negara tercinta kita ini, selain itu juga ancaman dari negeri lainnya dalam hal perbatasan yang sering kerap terjadi, bagaimana kapal-kapal milik Malaysia sering kerap kali berulah di daerah perairan kita.

Berbicara mengenai alutsista tentu tidak melulu harus berbicara secara fisik, namun juga upaya-upaya diplomasi sangat diperlukan, bahwa ada pendapat kita selalu “dikerjai” oleh AS sebagai Negara super power, seperti embargo militer yang mereka berikan sebagai akibat kerusuhan Dili di Timor Leste pada saat itu, atau penetapan aturan yang ketat dari Negara-negara Uni Eropa seperti Inggris dalam pemakaian alutsista buatan mereka, seperti tidak boleh digunakan untuk menyerang sipil, dsb. Beruntung berkat kejadian embargo tersebut, Indonesia kini mulai beralih dalam membuat suatu usaha pribadi dalam memproduksi senjata, dan salah satu produk yang diunggulkan adalah SS1V1 yang kini tidak hanya dipakai oleh pihak TNI tetapi juga sudah mulai diproduksi untuk di ekspor secara masal ke Negara lain seperti Filipina dan Mali.

Postur ril Pertahanan Indonesia bisa dilihat dari kondisi kekuatan hari ini. Kondisi kekuatan personel TNI hingga saat ini mencapai 383.870 orang (0,17%) dari 220 juta penduduk Indonesia, yang terdiri dari 298.517 orang TNI Angkatan Darat, 60.963 orang TNI Angkatan Laut, 28.390 orang TNI Angkatan Udara, dan 68.647 PNS TNI. Jumlah kekuatan personil TNI tersebut jika dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia masih belum seimbang. 

Anggaran tidak harus melulu dikedepankan dalam hal pengadaan alutsista tetapi juga bagaimana kita memelihara alutsista yang sudah ada dengan memanfaatkan secara efisien dan efektif, berfikir kreatif yaitu dengan membuka produksi alutsista secara mandiri yang dalam hal ini diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan BUMN seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, dll.

(Sumber dari Pendahuluan Penulisan Ilmiah yang berjudul “Studi Analisis Penjualan Alutsista Senapan SS1V1 PT. Pindad Menggunakan Time Series Forecasting Methods” oleh Fin Ramdhan.)

Sumber bahan lainnya :
(Teguh Santosa, dkk, Komisi 1, Senjata, Satelit, Diplomasi,(Jakarta: PT Suara Harapan Bangsa,2009) hlm47, 55)
(Zaenurrofik, Operasi Gelap CIA, (Jogjakarta, Garasi,2008), hlm126)
(TvOne, Kabar Petang, Wawancara dengan Purnomo Yusgiantoro, Menhan 2009-2014)
(http;//www.Indonesian voices.com, Tuesday, 23 February 2010 14:17)


Ending Terror In Poso (Resolusi Konflik Secara Damai)

Penembakan terhadap pendeta Irianto Kongkoli, Pembunuhan wartawan I Wayan Sumaryase, Penembakan/pembunuhan Jaksa Ferry Silalahi, Kasus mutilasi 3 siswi SMU Kristen Poso, Pengeboman pasar babi Maesa Palu, Pengeboman Pasar Tentena, kasus bom senter di kawua, bom termos nasi, dan bom pintu jebakan disebuah Pura, pembunuhan bendahara GKST Orange dan Yohanes Tadjoja, penembakan/pembunuhan pendeta Susianti Tinulele, rentetan tembakan disepanjang malam hari, penembakan misterius dan pembunuhan terhadap dua warga poso, merupakan serentetan aksi teror yang seolah tidak ada habisnya dan akan terus berlangsung pada saat itu.

Polisi atau aparat dianggap tidak mampu untuk melindungi rakyatnya dari ancaman teror baik Muslim maupun Kristen sama-sama tidak mempercayai mereka lagi sebagai penegak hukum yang baik, bahkan ada selentingan gosip bahwa ini sengaja diperpanjang konfliknya agar pasukan keamanan tetap bertahan disana dan otomatis uang atau aliran dana akan terus mengalir kesana, namun semua itu akhirnya terbantahkan saat polisi benar-benar melakukan penegakan hukum terhadap para DPO maupun pelaku anarkis, bahkan kepolisian pun telah berhasil mendekati dan membujuk kepada salah satu tokoh Muslim yang disegani yaitu H.Adnan Arsal untuk membujuk para DPO menyerahkan diri sebagai kompensasinya mereka akan diperlakukan dengan baik. Toh pada kenyataannya para DPO tersebut tetap bersikeras menolak menyerahkan diri dan memilih bertarung dengan cara mereka, menyerah kepada mereka adalah haram, karena polisi adalah thagut. 

Ada dua kelompok yang disegani di Poso yang diduga sebagai basis atau dibalik serangkaian aksi teror yang selama ini terjadi di Poso, yaitu Kelompok Tanah Runtuh, yang diinfiltrasi oleh anggota JI dari pulau Jawa serta kelompok Kompak Kayamanya, karena kelompok ini merupakan gabungan antara warga lokal dengan kelompok-kelompok luar seperti Kompak, Jundullah, dan NII.
Penegakan hukum pun dilakukan oleh aparat terhadap para DPO pada tanggal 11 Januari 2007, diawali dengan lemparan flash bang sehingga membuat penglihatan mereka menjadi terganggu, saat tim bergerak maju tiba-tiba mereka melihat seorang lelaki keluar dengan membawa sepucuk senjata, saat disuruh menyerahkan diri bukannya menyerah malah mengarahkan senjatanya ke aparat sehingga terpaksa dilumpuhkan setelah itu 17 menit kemudian akhirnya seluruh ruangan dapat dikuasai dan penggeledahan pun dilakukan. Hasilnya 18 Pucuk laras panjang jenis M16, SKS, Pelontar granat GLM, Revolver S&W, senjata rakitan laras panjang dan pendek disita serta 57 butir amunisi caliber 7,62 mm, 119 butir amunisi revolver caliber 38mm, 178 butir M16 dan 31 butir US Carabine kal. 5,56mm juga disita lainnya adalah 3 buah magazine dan 3 buah bom pipa serta 3 buah HT.

Peperangan tentu hanya akan menghasilkan korban dan luka serta trauma mendalam bagi semuanya, rekonsiliasi damai dari kedua pihak dan ketegasan polisi harus lebih dituntut lagi dalam menyelesaikan masalah, pengeksekusian Fabianus Tibo, dkk serta operasi penindakan para DPO dan perdamaian kedua belah pihak yang bertikai dengan mediasi pemerintah maupun aparat menjadi sesuatu hal yang sentral dan dituntut kedewasaan bagi semuanya, semoga pelajaran baik bisa terpetik dari ini semua.amien
(fin, referensi dari Indonesian Top Secret(Brigjen Tito Karnavian, dkk))

Mengenal Para Tokoh dan Agen Al-Qaeda


Al-Qaeda dalam perjalanannya tentu sudah banyak menelurkan nama-nama yang selalu menjadi momok menakutkan bagi musuh utamanya pihak barat, mereka para terduga teroris ini sebagian ada yang sudah ditangkap, dihukum, namun 1000 nama baru seolah lahir kembali dan membangkitkan kembali kekuatan Al-Qaeda yang sempat diserang habis-habisan oleh AS pasca tragedi 11 September ini.

Abu Khabab Al-Masri : Ia merupakan pakar pembuat bom dan senjata kimia yang dimiliki oleh Al-Qaeda, Abu Khabab memiliki nama asli Mursi Al-Sayyid Umar, ia diduga terlibat dalam pengembangan program senjata inkonvensional bersama dr. Ayman Al-Zhawahiri, pimpinan kedua Al-Qaeda. Serangan rudal dan udara AS telah menewaskannya pada tahun 2006 di Damadola, Pakistan.

Abu Zubayda : Ia adalah ketua perekrutan untuk Al-Qaeda, Abu Zubayda lah yangmengelola pola perekrutan di seluruh dunia untuk disalurkan ke kamp-kamp militer milik Al-Qaeda di Afganistan, namanya pernah disangkutpautkan terhadap kasus perencanaan pengeboman Hotel Radison Di Jordania maupun pengeboman terhadap kedutaan besar AS di Paris. Atas tindakannya tersebut ia pun dijatuhi hukuman mati.

Dr. Ayman Al-Zawahiri : ia adalah seorang berkebangsaan Mesir, ia juga merupakan seorang dokter ahli bedah dan pernah menjadi dokter pribadinya Osama serta merawat Osama saat ia patah tulang karena terjatuh dari kuda yang ditungganginya, namun kini dirinya harus berpisah dengan Osama karena ia harus memimpin Al-Qaeda Iraq bersama Abu Musab Al-Zarqawi yang kemudian Abu Musab harus tewas terbunuh oleh serangan udara AS. Sebuah surat yang berhasil diambil oleh Mossad (Dinas Intelijen Israel) dari tangan kurirnya Ayman yang ditujukan kepada Abu Musab dalam surat itu Ayman sempat melakukan teguran kepada Abu Musab, karena Abu Musab dianggap telah banyak merugikan Al-Qaeda, bagaimana ia melakukan berbagai pembunuhan terhadap orang-orang syiah, padahal sesungguhnya orang-orang syiah itu telah banyak membantu Al-Qaeda seperti sekarang ini. Ayman sebelum di al-Qaeda dahulunya aktif memimpin sebuah kelompok radikal di Mesir bernama Al-Jihad yang diduga berafiliasi juga dengan kelompok Al-Gama Al-Islamiyya pimpinan seorang kiayi buta bernama Omar Abdel Rahman.

Abu Musab Al-Zarqawi : Pimpinan ketiga dalam struktur Organisasi Al-Qaeda, ia memimpin pergerakan Al-Qaeda di Iraq pasca invasi AS pada tahun 2003, ia adalah seorang berkebangsaan Jordania dan dahulunya adalah hanya seorang petani, pengeboman yang dilakukannya terhadap Hotel Radison di Jordania adalah hasil karyanya yang dimana ia melakukan hal tersebut karena menganggap Raja Abdullah(Raja Jordania) begitu dekat dengan AS, musuh no.1 Al-Qaeda, namun ia tidak memikirkan akibatnya saat King Abdullah yang semula gamang dalam memerangi terorisme kini malah semakin mantap dalam memberangus pergerakan teroris di negaranya belum lagi cemoohan media lokal setempat terhadap Abu Musab semakin menjatuhkan namanya menuju label Teroris setelah semula dianggap mujahidin oleh warganya sendiri.

Muhammad Atef : ia adalah panglima militer Al-Qaeda, memiliki nama panggilan Abu Hafs, melalui penceritaan Omar bin laden, anak keempat Osama, bahwa Atef sebenarnya adalah orang yang suka melucu dan menyenangkan, berbeda dari ayahnya yang keras dan kaku, yaitu Osama,ia tidak segan-segan untuk memukul anaknya sendiri apabila mereka melakukan kesalahan atau tersenyum terlalu berelbihan sehingga memperlihatkan gigi-gigi mereka. Ia tewas dalam serangan udara AS di Afganistan sesaat setelah peristiwa serangan 11 September.

Abu Qatada : ia adalah seorang ulama asal Jordania yang bermukim di Inggris, ia menjadi pemimpin kelompok muslim di Four Feathers, London, namanya sempat disangkutpautkan dengan pengeboman di Madrid pada tahun 2003, aktivitas Qatada mulai muncul dan mencurigakan setelah ia manjalin hubungan intensif dengan Yarakas Barkas, pimpinan Al-Qaeda sel Spanyol, menurut CNI(Dinas Intelijen Spanyol) pertemuan kedua tokoh ini sebagai buntut dari keikutsertaan Inggris dalam perang Iraq dan mereka kemungkinan akan melakukan serangan dadakan yang tak diduga-duga kepada Inggris atau Prancis, kini ia ditahan di penjara Belmarsh dan sedang menanti untuk diekstradisi ke Jordania, tanah kelahirannya.

Masih banyak nama-nama lainnya yang mungkin dapat di ungkap dan disebutkan dilain waktu, namun kejadian teror yang terjadi diberbagai belahan dunia ini ternyata berbanding lurus dengan keagresifan AS dalam wacananya perang melawan Teroris, yang jadi pertanyaan adalah teroris yang mana? Kartel Narkoba Meksiko telah membunuh yang otomatis meneror lebih dari 17.000 warganya, tetapi dimana AS?? Yang katanya berperang melawan teror. That’s Understanding Mind…
(fin)

Senin, 01 November 2010

Behind The Silent War : Operasi Gelap Kelompok Intelijen & Teroris

Al-Qaeda sebagai organisasi teroris dunia tentu sudah banyak menelurkan nama-nama besar dalam kelompok mereka, dan orang-orang yang tergabung dalam kelompok ini bukanlah orang-orang sembarangan, mereka tak jarang memiliki kemampuan lebih dari orang kebanyakan, Al-Qaeda mungkin bisa disetarakan dengan Mossad(Dinas Intelijen Israel),CIA(Dinas Intelijen AS), atau ISI(Dinas Intelijen Pakistan) karena cara bergeraknya hampir mirip, menggunakan konsep intelijen, tak terlihat, cepat, dan mematikan. Tugas-tugas yang diemban mereka pun hampir sama yaitu melakukan termination terhadap orang-orang yang mereka anggap musuh. Namun perbedaannya adalah, Al-Qaeda merupakan suatu kelompok militan yang berdiri sendiri dan tidak berafiliasi dengan pemerintah manapun dan bukan suatu badan atau kelompok bentukan pemerintahan namun merupakan suatu pergerakan atas inisiatif pemimpinnya Osama Bin Laden maupun para pengikutnya.
Mossad dalam operasinya “Wrath Of God” telah berhasil membunuh semua anggota komplotan Black September, yaitu sekelompok militan asal Palestina yang diduga melakukan pembunuhan & Penculikan terhadap sebelas atlet asal Israel di Munich. Para anggota kelompok Black September dibunuh dengan cara-cara unik dan keji, ditembak sebelas kali, ditaruh bom dibawah gagang telepon, maupun melakukan pengeboman di mobil yang mereka tumpangi. Mossad pulalah yang mengatur pembunuhan sadis terhadap Mahmoud Al-Mabhouh, panglima militer Hamas di Dubai, UEA.
CIA sebagai lembaga dinas Intelijen luar negri AS tidak kalah brutal dalam menjalankan aksinya, mereka membolehkan melakukan pembunuhan bahkan terhadap warganya sendiri apabila itu dikategorikan mengancam keamanan Negara mereka, CIA pulalah yang berada dibalik segala aktivitas teror di seluruh dunia. Rekaman foto dan video penyiksaan terhadap tahanan teroris dipenjara rahasia mereka di Lithuania, penyiksaan & pelecehan di penjara Abu Ghraib, Iraq sampai kekerasan yang dilakukan di Penjara Guantanamo, Kuba dan Mazar El-Syarif, Afganistan merupakan bukti kuat kebengisan mereka, bagaimana para tahanan itu ditelanjangi berhari-hari, ditakut-takuti dengan anjing, dieksekusi bohong-bohongan, diikat tergantung di hangar pesawat, sampai dilumuri kotoran manusia dan dipaksa melakukan adegan seks sesama jenis.
ISI (Dinas Intelijen Pakistan) selama ini juga dikenal memiliki pergerakan yang cukup maut, bagaimana mereka diduga melakukan pelatihan terhadap Laskar e-Taiba (Kelompk teror yang didanai dan dilatih oleh ISI, beroperasi di India) atau serangan Mumbai yang berdarah-darah itu juga nama ISI muncul kembali menjadi tertuduh, meskipun Pakistan sendiri membantah dengan mengatakan bahwa apabila tempatnya dijadikan basis bersembunyi oleh para teroris tersebut maka ia akan menindaknya dengan tegas. Pakistan selama ini juga bergandengan tangan dengan AS dalam memerangi Terorisme namun siapa sangka dalam sebuah dokumen yang dibocorkan oleh wikileaks, ternyata para agen mereka terlibat main mata dengan ektremis Taliban, dalam berbagai retorikanya mereka boleh saja mendukung AS dalam memerangi terorisme namun mengingat Afganistan adalah sekutu penting mereka dalam memerangi India, sehingga memerangi Taliban akan menjadi opsi kebodohan buat mereka. Penampilan para agennya pun sebagian ada yang seperti Taliban, menumbuhkan jenggot panjang, berfikir radikal seperti mereka dan bahkan mereka akrab satu sama lain, bahkan ada istilah faksi radikal dalam tubuh kemiliteran Pakistan.
Al-Qaeda sebagai kelompok teror yang mencuat beberapa windu terakhir ini juga menerapkan konsep yang sama dalam berperang, atau sering disebut asimetric war, hit and run, yaitu serang dan lari menjadi taktik gerilya yang cukup ampuh dan mematikan bagi musuh-musuhnya, kelompok ini tidak saja memiliki organisasi yang besar, pendanaan yang kuat namun juga dapat berubah menjadi suatu ideologi yang dapat menginfiltrasi siapa saja. seseorang atau kelompok tanpa harus bergabung secara resmi dengan Al-Qaeda tapi bisa saja ia menamakan dirinya Al-Qaeda, seperti Tandzim Al-Qaeda Aceh belum tentu ada hubungannya dengan Al-Qaeda Pusat di Afganistan pimpinan Osama Bin Laden ini.
Serangan 11 September 2001 terhadap menara kembar di New York yang menewaskan hampir 3000 orang adalah contoh serangan paling mematikan yang pernah dilakukan oleh Al-Qaeda, selain sebelumnya mereka juga terlibat dengan berbagai pengeboman, seperti kedubes AS di Tanzania dan Kenya, Pengeboman Kapal perang AS, USS Cole, atau pengeboman menara khobar yang membunuh 19 tentara AS di Arab Saudi, penembakan & Pengeboman brutal di perumahan warga AS di Arab Saudi menjadi serangkaian aksi mereka yang terkadang sulit diurai antara keterkaitannya satu sama lain, meskipun sama-sama Al-Qaeda namun belum tentu mereka terhubung dengan yang lainnya.
(Fin, dari berbagai sumber diantaranya Operasi Gelap CIA(Zaenurrofik), Intelijen dan Spionase(Majalah Angkasa Edisi Koleksi), 10 Teror Terbesar(Majalah Angkasa Edisi Koleksi))
Design image by fin ramdhan

AS Sebagai Negara Penyebab Konflik di Seluruh Dunia (Part2)

Pada tulisan pertama kita telah melihat bagaimana AS membuat huru-hara di Timur Tengah lalu Asia Timur, lalu bagaimana dengan wilayah lainnya?? Mereka pun pasti terjangkau oleh tangan-tangan kotor AS, karena tidak ada sejengkal pun wilayah di dunia ini yang bersih dari permainan AS.

Pemberontak FARC adalah sebagai pemberontak terbesar dan masih eksis hingga kini yang bercokol di Negara Kolombia, AS pun mencoba untuk memberikan bantuan dana yang besar terhadap pemerintah Kolombia guna membasmi FARC, namun bukannya dibasmi malahan FARC semakin eksis, mereka pun semakin beringas dengan membunuhi para pejabat Negara, melatakan kepala mereka ditengah jalan dan melakukan pengeboman di daerah-daerah sentral ekonomi di Bogota, Kolombia. Semua itu dapat terjadi karena ada unsur kesakithatian mereka terhadap pemerintah dan kebencian itu diperparah dan semakin menjadi-jadi karena AS bermain dibelakang semua ini.

Pemerintahan Sandinista di Nikaragua adalah pemerintahan yang sah dan demokratis dinegaranya namun karena ketidaksukaan AS terhadap mereka, AS pun berusaha untuk menggulingkan mereka dengan membiayai dan melakukan pelatihan terhadap para pemberontak hingga pemerintahan tersebut tumbang.
Soekarno sebagai pemimpin yang revolusioner dan anti-imperialisme jelas menolak berkonco dengan blok barat pimpinan AS namun ia pun menolak untuk berkomplot dengan blok timur pimpinan Uni Sovyet, tetapi kekuatan Komunis sepertinya lebih menggiurkan dan menginfiltrasi pola pikir Soekarno, bagaimana PKI dapat menjadi besar di Indonesia, kemudian kedekatannya dengan Fidel Castro maupun Pemimpin revolusioner tak tertandingi El Che Guevarra semakin menguatkan ketidaksukaan AS terhadap Soekarno, bisa ditebak sendiri hasilnya seperti apa?

Namun dalam operasinya AS tidak selamanya sukses, pada saat krisis perang nuklir, kekuatan dua pengaruh dua kutub antara blok barat dan blok timur. Kuba sebagai Negara anggota blok timur mengizinkan rudal-rudal Uni Sovyet untuk diletakkan di negaranya sebagai perlindungan terhadap serangan Negara AS, tentu saja ini membuat AS berang dan ingin memberangus pemerintahan Fidel Castro yang saat itu berkuasa, padahal AS sendiri sebenarnya meletakkan rudal mereka di Polandia yang notabene membuat Uni Sovyet terancam, AS pun menggunakan cara konvensional dengan melakukan pelatihan terhadap orang-orang yang anti Castro dan disaat yang tepat mereka akan melakukan upaya kudeta terhadap pemerintahannya namun sayang kekuatan KGB( Dinas Intelijen Uni Sovyet) terlalu kuat pengaruhnya sehingga semua usaha AS yang didalangi CIA(Dinas Intelijen AS) menjadi bias dan menuai hasil yang memalukan.

(Fin, dari berbagai sumber diantaranya Operasi Gelap CIA(Zaenurrofik), Intelijen dan Spionase(Majalah Angkasa edisi koleksi))

Daftar Blog Saya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger