Semtex
adalah jenis bahan peledak berbahan plastik paling berbahaya dan paling sering
digunakan oleh kelompok teroris karena mudah didapatkan, tidak berbau, dan
tidak terdeteksi, salah satu kejadian yang membuatnya terkenal adalah peledakan
pesawat Pan Am 103.
Semtex
sendiri dibuat pada akhir 1950an oleh seorang Stanislav Brebera, seorang ahli
Kimia di VCHZ Synthesia, kewarganegaraan Ceko.
Dalam
penulisan buku “coming soon” saya “Kehabisan Peluru”, Semtex digunakan oleh
tokoh Intelijen Riyadi yang juga anggota kelompok SDS, selain itu juga tokoh
utamanya Arnoval Pratama juga menggunakan bahan peledak jenis ini. Beberapa
peledak lain sebenarnya memiliki ketertarikan bagi saya untuk dipakai dalam
penulisan novel, seperti ANFO atau PETN, hanya saja SEMTEX adalah bahan peledak
yang unik dan memiliki kepraktisan sendiri dalam pemakaiannya.
Semtex
sendiri bisa menjadi kombinasi bom mematikan apabila digabungkan dengan
detonator selular, bom dengan menggunakan detonator selular adalah suatu hal
yang lazim digunakan oleh para kelompok pemberontak, karena untuk mengaktivasi
bom tersebut cukup menelepon kepada selular yang dijadikan detonator tersebut,
untuk mengantisipasi terjadinya ledakan, beberapa pihak keamanan menggunakan
jammer atau alat pengacak sinyal yang biasa nya lazim digunakan di dalam
teater, gedung bioskop, dll tujuannya bukan untuk mencegah terjadinya bom
meledak tetapi agar tidak mengganggu jalannya pertunjukkan, sebagian orang tidak
akan sadar bahwa dirinya sedang terkena jammer, mereka hanya akan melihat bahwa
handphonenya akan bertuliskan tidak ada sinyal.
Pervez
Musharaf, Presiden Pakistan selamat dari upaya pengeboman karena Pihak
keamanannya menggunakan jammer, usai iring-iringan mobilnya menjauh dari lokasi
usai melewati sebuah jembatan di Rawalphindi, bom tersebut baru meledak,
sehingga Musharaf lolos dari upaya pembunuhan.
[Tekno.tempo.co.id,
fin library, dari berbagai sumber]
0 komentar:
Posting Komentar